Kamis, 15 Agustus 2013

Putaran Zaman (Part 7 : No choice)

Perpaduan antara suara dering handphone dan jam weker membuatku terperanjat pagi itu. Ibu menelepon dari rumah mengabarkan kalau jaka tidak diterima di SMA favorit di kota kami, karena standar nilai tahun ini naik cukup drastis, aku menenangkan ibu kalau masih ada sekolah bagus yang lain yaitu SMA Unggulan dan SMK Negeri 1, namun ibu keberatan karena biaya SMA unggulan biayanya cukup mahal padahal ayah sudah mau memasuki masa pensiun, sedangkan untuk SMK si jaka kurang tertarik dengan bidang teknik ditambah waktu penutupan pendaftaran sudah dekat. Aku memberi solusi untuk mencarikan Sekolah di kota tempatku bekerja karena lebih banyak pilihan dan bisa kuawasi.

Siang itu dikantor kegiatanku sangat padat, aku harus mempelajari jobdeskku yang baru ditambah visit ke kantor kantor sasaran prospek untuk memasarkan jasa kami. Aku tak sempat keliling mencari sekolah yang akan kupilihkan buat si jaka, antara kualitas dan biaya yang bisa kujangkau. Akhirnya aku hanya mencari via internet, kebanyakan sekolah yang menyebar brosur di internet adalah sekolah swasta yang ternama dan yang pasti dengan beban biaya yang tidak murah. hufft susah juga ternyata mencari sekolah.



Dua hari berlalu aku tak kunjung menemukan sekolah yang tepat untuk jaka. Disamping karena pekerjaanku yang padat tapi juga  sulitnya mendapatkan sekolah bagus dengan biaya yang bersahabat. Sampai akhirnya tiba tiba mbak yeni meneleponku kalau jaka sudah didaftarkan di sekolah di tempat dia mengajar yaitu SMK khusus wanita, dia mengambil manajemen. Mbak yeni menjelaskan kalau sekarang anak laki laki bisa mendaftar di sekolahnya dengan syarat berpenampilan layaknya wanita. Sebenarnya aku mau protes tapi aku merasa sungkan dengan mbak yeni, karena dia adalah orang yang kuhormati, dia ikhlas membantu dan sebenarnya SMK wanita itu termasuk sekolah yang terbaik, berbiaya terjangkau dan dekat dengan rumah kami. Akhirnya aku cuma bisa berpesan agar menjaga jaka dengan baik kepada mbak yeni.



Di Sekolah khusus wanita itu mempunyai peraturan yang banyak berbeda dengan sekolah lain. Tiap hari senin sampai kamis para murid diwajibkan memakai seragam seperti seragam akademi sekretaris yaitu, memakai blouse dengan luaran blazer dan bawahan rok span dengan warna yg senada. Untuk hari jumat dan sabtu diwajibkan memakai kebaya dengan mata pelajaran hal hal kewanitaan seperti memasak, dandan, menyulam, menjahit, dan pendidikan kepribadian. Anggota OSIS adalah murid kelas dua yang dipilih lewat proses seperti kontes putri kecantikan, dimana yang menjadi juara 1 akan menjadi ketuanya. Memakai make up adalah kewajiban setiap siswa pada jam pelajaran.



Aku kadang menghubungi jaka agar tidak terlampau jauh jadi perempuan. Aku meminta nantinya jika sudah lulus dia bisa kembali lagi berpenampilan laki laki. Aku merasa lega ketika jaka mengiyakan dan dia akan berusaha. Sejak sekolah disitu joko mulai memanjangkan rambutnya, kebetulan rambutnya memang lebat dan lurus alami. Dia setiap hari belajar make up dan mix-match baju bajunya, mengoleksi banyak model bra dan celana dalam wanita. Dia rajin luluran untuk menghaluskan kulit, dia berambisi ingin menjadi ketua OSIS karena sudah selayaknya yang laki laki menjadi pemimpin meski berpenampilan wanita. Dia cukup berprestasi di kelasnya dan dia terpilih menjadi ketua kelas. Awalnya dia berusaha untuk menyempatkan waktu berpenampilan laki laki terutama di rumah, namun karena kesibukan di sekolah yang padat dan karena pergaulan, jaka selalu memakai baju perempuan setiap waktu dan menindik telinganya agar bisa memakai anting anting untuk menambah kecantikan. sampai akhirnya baju baju laki2nya tidak terpakai lagi dan oleh ibu disumbangkan ke panti asuhan.

Sebagai ketua kelas dia harus mewakili kelasnya di berbagai macam even di sekolah, sudah barang tentu tampil cantik adalah hal wajib, seringkali harus memakai gaun formal untuk menghadiri acara acara sekolah seperti seminar, lomba antar kelas dan lain lain. Model gaun formal yang sedang trend sekarang ini adalah model kemben, jaka kesusahan memakainya karena dia tidak mempunyai payudara. Dia akhirnya meminta solusi ke angga dan sejak saat itu angga selalu mengirimi obat yang aku tidak tahu apa isinya kepada jaka setiap bulan agar bisa menumbuhkan payudara tanpa operasi.





1 komentar:

Unknown mengatakan...

Menarik sekali part yg ini ^^

Posting Komentar