Jumat, 02 Agustus 2013

Putaran Zaman (Part 4: No place like Home)

Tak terasa sebentar lagi liburan Lebaran, tak terasa sudah setahun lamanya aku tidak pulang, maklum kesibukan dan jarak lah yang menghalangiku. Untunglah aku sudah pesan tiket kereta untuk mudik, aku memesan 2 tiket, yang satu buat ku sendiri dan yang lain buat angga adikku, kebetulan Angga kuliah di kota yang sama dengan tempatku bekerja, pikirku dengan satu kota aku bisa mengawasi dan membantu jika dibutuhkan. Tapi aku merasa gagal untuk masalah pengawasan.

Oh ya sebelumnya aku belum pernah menceritakan tentang keluargaku sebelumnya, maka pada tulisan ini
aku akan menceritakannya, Aku adalah anak pertama dari empat bersaudara yang kesemuanya laki laki.
Adik adik ku antara lain angga, ferdi dan jaka. Angga adalah mahasiswa semester enam ekonomi di sebuah
kampus Negeri di Kota tempatku bekerja, ferdi adalah siswa kelas 3 SMU yang sebentar lagi mau
masuk bangku kuliah, sedangkan yang terakhir adalah jaka, dia siswa kelas 3 SMP, jadi sebentar lagi
akan naik ke jenjang SMU.

Angga anaknya agak bandel tapi dia supel, punya pergaulan luas, dan kreatif, dia kuliah sambil
bisnis usaha butik bareng teman kuliahnya, yang dari bisnisnya dia bisa membiayai kuliahnya sendiri
tapi sayangnya dia orangnya gampang terpengaruh lingkungan. Sejak semester 2 dia memutuskan
tampil feminin, dia full time mamakai baju perempuan setiap waktu, dia mungkin ikut ikutan teman
sekampusnya yang kebanyakan laki lakinya tampil sebagai wanita, ketika kutanyakan alasan dia
full time berpakaian perempuan, dia mengatakan kalo mempersiapkan diri untuk kerja di bidang
keuangan yang mana kecantikan feminin sangat dibutuhkan. Lagipula bisnis dia juga berhubungan
dengan fashion wanita, maka dia harus bisa menyesuaikan. Setelah itu aku tidak pernah lagi
mempertanyakan keputusannya. Style busana angga adalah hijab, karena dia merasa rambutnya
kurang medukung untuk tampil dengan rambut terbuka, maka dia sekarang sedang nabung
untuk cangkok rambut.



Adikku yang kedua adalah ferdi, dia yang paling cerdas diantara kami, Selepas SMU
aku berharap dia bisa masuk ke jurusan teknik di kampus teknik negeri ternama, agar tidak
mudah terpengaruh trend yang tidak baik seperti yang dialami angga, dia kusuruh belajar yang rajin
dan ku suplai informasi informasi pendaftaran masuk ke kampus yang aku harapkan, untunglah
dia menurut dan aku optimis masa depan ferdi cemerlang.

Dan adikku yang terakhir adalah jaka, dia orangnya kalem pendiam kurang inisiatif, harus
didorong dulu baru bergerak, agak sensitif jadi kalo mau menyuruh di harus diambil hatinya dulu
tapi prestasinya di sekolah cukup bagus, jadi aku juga optimis dia bisa masuk SMU negeri favorit
di kota asalku.



Liburanpun datang, aku janjian untuk ketemuan dengan angga di stasiun, biar langsung berangkat
Di stasiun pemberangkatan, aku bertemu angga untuk pulang bareng, karena kita sudah janjian sebelumnya.
dia hari itu tampak cantik dengan longdress warna pink dipadukan bolero dan hijab pink muda.
"kok lama?" tanyaku
"ya maklumlah kan dandan dulu dan nyiapin baju, yang penting tidak telat" jawabnya
"ok deh, yuk segera masuk" sahutku

Kemudian kami menaiki kereta yang akan membawa kami ke kota asal kami, begitu di kursi penumpang
aku langsung tertidur, maklum capek banget hari hariku kemarin karena pekerjaan. Ketika bangun
tak terasa kami sudah dekat dengan stasiun kota kami, begitu sampai stasiun kami langsung bergegas
mengambil koper bawaan dan turun ke stasiun, setelah itu kami naik angkot yang melewati jalan depan
rumah kami.
"kamu nanti kalau lebaran apa masih pakai baju perempuan? malu tau" tanyaku ke angga
"ya iyalah, di kota kita udah trend tau, tuh anak anak udah banyak yang pake
baju cewe, yang penting pantes dan gak ngerugiin orang lain" angga tak mau kalah
"ah sudahlah" aku malas melanjutkan


Sesampainya di rumah aku disambut jaka, ferdi dan ibuku. aku memeluk mereka semua, rasanya kangen
sekali, si angga juga memeluk mereka semua.
"tambah cantik aja anak ibu" sambut ibuku ke angga
"iya dong anaknya siapa dulu hehe" jawab angga
"gak dibawaain oleh oleh nih" sambung jaka
"oh ya lupa, maaf bawaan kakak banyak, gimana kalo habis ini kita shopping baju?" jawab angga
"horeee..." jaka dan ferdi serempak girang
"kamu istirahat dulu ya, kayaknya kamu capek" kata ibu padaku
"iya nih capek banget" balasku

Aku langsung bergegas masuk sedangkan angga dan anak anak melanjutkan pergi keluar untuk
pergi belanja baju, bener bener tak punya capek tuh anak, kataku dalam hati, ibu lalu
menyusulku ke dalam.
Tak terasa hari sudah sore, aku dibangunkan ibu karena belum makan siang, kebetulan
perutku sudah lapar, ketika melewati ruang tengah aku menemui ayah,  untuk menyalami beliau
ayah baru saja datang dari rumah temannya habis membicarakan bisnis, maklum akhir tahun ini
ayah akan pensiun dari dinasnya sebagai PNS, dan beliau mencari kesibukan yang bisa jadi
tambahan uang pensiun selepas bebas tugas nanti.

Diruang tengah aku menemukan bungkusan belanjaan, mungkin belanjaan anak anak nih pikirku.
Kubuka isinya, dan kukeluarkan untuk kulihat satu persatu, penasarana aku atas apa yang telah
dibelikan si angga kepada anak anak. Isinya jilbab paris segi empat berbagai macam warna dan model
ciput, rok sifon, bolero, blouse, longdress dan lain lain, aku heran kok gak ada baju laki laki sama
sekali, masak si angga beli untuk dirinya sendiri pikirku.
"kamu gak beliin baju adik adik" tanyaku ke angga
"santai aja kak, beres" jawab angga
"kok ga ada baju cowoknya" tanyaku lagi
"susah dapetnya kak, ga ada yang bagus tapi tenang aja, pasti nanti saat lebaran mereka pakai
baju baru semua kok" jawab angga santai.




Hari raya pun datang, hari yang ditunggu tunggu umat di penjuru negeri, aku sudah siap berangkat sholat
ied bersama ayah, kami pakai baju koko dan sarung yang senada, aku membelikan ayah baju
yang sama denganku agar terlihat kompak. Kami menunggu adik adik ku yang dari tadi lama sekali persiapannya.
yang pertama muncul adalah angga, dia memakai pakaian khasnya yaitu longdress dipadukan bolero.
Tapi aku sungguh terkejut ketika jaka dan ferdi menyusul keluar, mereka memakai busana muslimah
tampil sebagai wanita di hari raya ini, memakai rok dan hijab, sontak aku marah ke angga
"maksudmu apa? kamu memperlakukan mereka kayak gitu" bentakku
"lha gimana lagi, gak ada baju yang bagus buat mereka di toko, lagian kan sekarang lg trend" bela angga
"trus kalo sholat gimana? masak kamu dan mereka di barisan laki laki pake baju wanita"sahutku lagi
"kami pakek mukena kok, nanti barisnya diantara barisan laki2 dan wanita" jawab angga santai
"terserah lah" pungkasku
"sabar ndra, gak usah marah terus, kan habis ini maaf maafan, yok brangkat" ayahku berusaha menengahi
"iya kak, lagian kita suka kok pakai baju ini" tambah jaka



Sesampai di masjid, tak kusangka ternyata banyak sekali cowo cowo yang tampil feminin, mereka
spertinya saling tak mau kalah dengan yang lainnya jor-joran pamer kecantikan, dan ternyata
benar kata angga, barisan laki laki feminin berada diantara barisan pria dan wanita. Jumlahnya
ternyata lebih banyak dari yang masih tampil maskulin, dimana yang tampil maskulin didominasi
para golongan tua, sedangkan anak mudanya banyak yang tampil feminin, tak heran hari itu
masjid terlihat berwarna warni karena variasi warna dan model mukena yang dipakai mayoritas
jamaah.



Sepulang dari masjid aku langsung sungkem kepada ayah dan ibuku, diikuti adik adikku, kemudian
semua adik adikku menyalamiku. Tak lama kemudian tamu tamu pada datang ke rumah kami.
Para tetangga datang untuk silaturahmi, kemudian dilanjutkan teman teman jaka.
Mereka memakai baju baju muslimah yang cantik cantik meski mereka semua cowo,
"untung jaka pake baju yang kubelikan, gak jadi minder deh dia" bisik angga sambil senyum padaku
"dunia memang aneh" ketusku
aku ikut menemui mereka, karena penasaran dengan penampilan mereka, belum masuk SMU udah
diperbolehkan tampil begitu.
"eh kakak pengen tau nih, kalian apa boleh pake baju perempuan di sekolah?
dan apa dibolehin sama ortu kalian, kalian kan masih SMP"tanyaku
"ya enggak lah kak, kami kalo sekolah tetep pake seragam cowo, tapi kalo di rumah baru bebas
,malah baju ini dibelikan ibu, ibu suka dandanin aku" jawab si udin, teman jaka
"oohh gitu ya" kataku dengan heran.
Apa aku yang terlalu kolot ya, yang tidak tahu perkembangan jaman, gumamku dalam hati




Tak lama kemudian zaki teman ferdi datang untuk menjemput ferdi, dia mengajak ferdi untuk
halal bihalal bersama teman teman SMU nya sebelum nantinya berpisah untuk kuliah
di kampus tujuan masing masing, zaki memakai blouse warna abu abu dipadankan dengan rok
ungu muda dan jilbab ungu tua, sebelum ferdi berangkat aku mencegahnya, untuk ganti baju
dengan baju cowo, tapi dia menolaknya karena sudah terlanjur pakai make up dan suka
dengan busana muslimah yang dipakainya.
Duh tambah pusing aja aku menyikapi adik adikku.





Malamnya, aku mendatangi kamar angga untuk membicarakan pakaian yang dipakai adik adik tadi pagi.
sayangnya angga tidak dikamar, aku malah ketemu si jaka yang sedang buka buka lemari si angga
di terlihat mencoba pakaian pakaian perempuan punya si angga, mulai dari rok, gaun, dress, lingerie
dan lain lain.
Aku langsung menegurnya
"jangan ikut ikutan kak angga ya jaka, itu pakaian buat perempuan" kataku
"gak papa kok kak, aku udah ijin kak angga" jawab angga
"kamu gak takut apa nanti kalo berubah jadi perempuan?" tanyaku
"emang kenapa dengan perempuan kak? apa bedanya dengan laki laki?" tanyanya polos
"kamu harus bangga sebagai laki laki, laki laki itu tercipta sebagai pemimpin
pemimpin itu terhormat" kataku tegas
"trus kalo udah bangga dapet apa kak? kan katanya juga wanita itu mahluk yg spesial
mahluk yang terindah dan apa kalo pemimpin itu harus laki2, bos kakak di kantor
laki laki atau perempuan?"
"laki laki itu tulang punggung keluarga, yang utama mencari nafkah" aku tak mau kalah
"perempuan kan juga bisa bekerja, tuh di kantor kantor kayak bank, koperasi, toko toko
dan lain lain, dan bahkan presiden banyak yang perempuan,
trus pertanyaanku tadi belum kakak jawab" jaka menambahkan
dari pernyataan jaka tadi membuatku bergeming, aku tidak bisa berkata kata lagi
"udah malem nih aku mau tidur" tiba tiba angga datang, dia sudah siap untuk tidur, dengan
memakai gaun tidurnya.
 "pakaian itu gak punya gender, gitu aja diributin" angga menyahut lagi




Aku langsung cabut balik ke kamarku, sambil berpikir tentang kata kata jaka tadi, aku merasa
tidak bisa berbuat apa apa lagi, yang bisa kulakukan sekarang adalah berdoa agar adik adik ku
tidak terjerumus arus trend negatif jaman sekarang ini

2 komentar:

Akhir Zaman mengatakan...

Bertobatlah dari dosa crossdresser!!!
Islam
Di dalam etika Islam, seorang laki-laki menggunakan pakaian wanita atau sebaliknya seorang wanita menggunakan pakaian laki-laki adalah perkara yang dilarang. Hal ini berdasarkan kutipan:

لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم الرجل يلبس لبسة المرأة والمرأة تلبس لبسة الرجل "Rasulullah SAW melaknat lelaki yang berpakaian wanita dan wanita yang berpakaian laki-laki". (HR. Abu Daud, An-Nasai, Ahmad, dan Ibnu Hibban Diriwayatkan dari Abu Hurairah)[1]
Sebagaimana yang telah diketahui secara umum, aurat yang harus ditutup oleh laki-laki berbeda dengan dan wanita yang harus mengenakan pakaian yang menutup aurat secara sempurna.[2] Larangan menyerupai lawan jenis ini tidak terbatas pada pakaiannya saja namun mencakup sikap, gaya bicara dan jalannya.[3]

لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم التمشبهين من الرجال بالنساء والتشبهات من النساء بالرجال "Allah melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki." (HR. Al-Bukhari, Diriwayatkan dari Ibnu Abbas).
Tujuan pelarangan tersebut adalah sebagai penjagaan fitrah, kehormatan (muruah), dan sebagai bentuk hikmah.

Yahudi
Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi Tuhan, Allahmu.
—Ulangan 22:5
Source : Wikipedia

Anonim mengatakan...

The casino site - LuckyClub
We are the gambling site, we have a team of professionals. We are looking at all types of casinos. You can download the app or bet on luckyclub.live live games for free on

Posting Komentar