Selasa, 31 Desember 2013

Putaran Zaman (Part 13: Best Friend)

Suara hujan membangunkanku pagi itu, kubuka pelan pelan mataku dan kuingat ingat apa yang terjadi semalam tadi. Kulihat sekeliling ruang, aku merasa asing karena aku yakin ini bukan kamarku di homestay, aku lihat diriku aku masih memakai gaun yang semalam kupakai saat gala dinner. Aku langsung bergegas bangun dan melihat sekeliling ruang dan rumah untuk memastikan dimana aku berada. Aku buka pintu kamar untuk keluar, dan aku terkejut ketika kulihat arya sedang membaca koran diruang tengah.



"selamat pagi lady" sapa arya
"kok aku bisa disini" tanyaku
"kan semalem kamu pingsan, dan kubawa kesini aja, aku bilang ke orang orang kalo kamu teman lamaku" kata arya
"oo gitu ya" gumamku
"gih mandi dulu sana, di kamar ada pakaian banyak di lemari, silahkan pilih sesukamu"kata arya
"lho istrimu ga apa apa kupakai baju nya" tanyaku
"mau marah gimana, istriku kan sudah meninggal 2 tahun lalu" arya menyahut
"maaf, aku tidak tau, trus dimana anak anakmu?" tanyaku lagi
"tommy yang sudah umur 5 tahun ikut aku disini, ini rumahku yang di kalimantan, buat tempat sandar kalau lagi di kalimantan, sedangkan eno ikut orang tuaku di jakarta" jawab arya
"wah hebat kamu ya, jadi bapak sekaligus ibu bagi mereka" pujiku kepada arya
"biasa aja, kalo udah terbiasa juga semua jadi mudah, ok buruan mandi sana" sahut arya lagi
"ok siap pak hehe" jawabku





Setelah mandi aku bergegas menuju lemari untuk memilih pakaian, aku memakai midi dress bermotif floral yang kupikir cocok denganku. Aku ambil tasku dan memakai make up secukupnya biar lebih terlihat segar. setelah selesai semua aku bergegas keluar untuk menemui arya dan melanjutkan ngobrol, ketika di ruang tengah ada seorang anak kecil yang terus memandangku



"ndra ini tomy, anak pertamaku.. kak ini tante andra teman papa " arya memperkenalkan kami berdua
"hai tomm" sapaku
"anak kamu lucu ya, kayak kamu" aku nyeletuk ke Arya
"hai juga tante, tante cantik banget kayak mama tommy" balas tomy sambil tersenyum
"tommy udah sarapan belum" tanyaku
"belum tant, ini baru selesai mandi"
"tante bikinkan ya, tommy pasti suka"

kemudian bergegas aku menuju dapur untuk menyiapkan sarapan buat mereka. tommy mengikutiku dri belakang, dia penasaran apa yang mau kumasakkan buat mereka. Aku melihat isi kulkas dan lemari dapur, tak banyak pilihan bahan didalam, cuma ada telur, tepung, gula, susu, mentega dan sedikit macam buah. maklum isinya rumah cuma dua orang saja, cowo semua lagi.



aku tanya ke tommy untuk ikut nyari ide
"biasanya sarapan apa tomy sayang?"
"ga mesti tante, kadang sereal, kadang roti panggang tp kadang juga beli diluar" jawab tommy
"duh kasihan kamu, kamu harus kuat yah" aku menatap tomy terenyuh
"biasa aja tante, tommy kan cowo, tp tommy kadang kangen mama" jawab tomy dengan polosnya.
"sabar ya sayang, aku yakin banyak wanita yang mau jadi mama tommy"aku mencoba menghiburnya.
"banyak sih banyak, tapi mereka sayangnya cuma sama papa doang"balas tommy sambil menitikkan
air mata, langsung kupeluk tubuh tommy dan kubelai kepalanya.
"tante sahabat papamu sejak kecil, tante berarti juga sahabatmu sayang" kubisikkan untuk
menenangkannya.
"duh dah lapar tante, yok dilanjutin masaknya"tommy kembali semangat
"ayuk"balasku

akhirnya aku bikinkan pancake dengan topping caramel dan irisan buah sebagai pendampingnya tak berapa lama kuhidangkan menu sarapan tadi ke meja makan, Arya dan tommy makan dengan lahapnya seperti orang pengungsian.



"rakus banget nih papa sama tommy, bisa bisa gak kebagian tante"aku meledek mereka.
"habis enak sih tant" sahut tommy
"kalo sarapan gini terus tiap hari enak nih"arya menambahi.
"ok deh kapan kapan tante masakin lagi lebih banyak, tapi harus habis ya" ujarku
"pasti dong tante" balas tommy sambil tertawa.

Hari itu entah kenapa perasaanku senang sekali, suasana kebersamaan ini terasa sangat familiar dan begitu dekat. dan mengobati rasa kesepianku yang kualami sejak aku hidup mandiri.


Putaran Zaman (Part 12: Small world)

Setelah memutuskan menjadi seorang perempuan, merawat kecantikan itu termasuk kebutuhan primer. Dan otomatis menambah pengeluaran juga, tapi enaknya pihak kantor cabang memberi tunjangan khusus kosmetik. Hampir seminggu sekali aku bersama nancy dan diah rutin ke salon , spa dan yang pasti shopping jadi hal yang tak terlupakan, maklum kita sebagai wanita harus update dengan trend fashion terkini. Tak lupa aku rajin minum pil yang diberikan oleh diah, yang akhirnya kuketahui bahwa kandungannya adalah hormon wanita yaitu hormon esterogen. Sejak mengkonsumsi pil itu kulitku lebih halus dan terasa dadaku semakin membesar, meski sekarang ini masih ukuran cup A, dan pinggulku pun juga ikut membesar pula. Hal ini membuat aku semakin pede memilih baju baju yang lebih terbuka dan sexy.





Dulu aku langganan majalah gadget atau otomotif untuk menyalurkan hobi dan mengisi waktu senggang, namun sekarang majalah fashion yang menjadi idolaku. Banyak sekali informasi mengenai fashion kudapat disini dan aku semakin bernafsu mengeksplorasi kegemaranku dandan dan fashion. Aku banyak mencoba baju baju model baru namun karena beberapa baju kurang begitu pantas kupakai karena bentuk tubuhku kurang ideal sebagai perempuan, terutama untuk baju baju berbelahan dada rendah atau baju yang mengekspose punggung dan baju baju sexy lainnya.




Akhirnya dosis pil hormon ku pun kutambah, yang biasanya sebutir sehari, sekarang menjadi 3 pil sehari, efeknya membuat putingku semakin sensitif dan kadang nyeri, penisku pun sudah jarang ereksi di pagi hari akhir akhir ini, ditambah rasa pusing yang kadang menyerang tiba tiba. namun hal ini tidak begitu kupedulikan karena hasilnya terlihat signifikan dan setelah 2 bulan, ditambah olesan krim pembesar payudara, payudaraku sudah muat bra dengan cup ukuran B, aku pun luar biasa senang.



Malam itu aku aku diundang makan malam dengan klient kantor untuk merayakan deal yang telah dilakukan antara kantor kami dengan sebuah perusahaan yang mau mendirikan gas plant yang mengolah LNG dan memproduksi kondensat. Malam itu aku memaksimalkan penampilanku, aku ingin jadi pusat perhatian di gala dinner malam itu, aku memakai gaun malam model terusan panjang berbahan chiffon warna baby blue, dengan make up yang terkesan glam, rambutku kubiarkan terurai panjang agar terlihat semakin menggoda, untungnya sudah melakukan implant rambut sebelum ada acara penting kayak ini, dan aku memakai stiletto dengan hak 12cm, pokoknya kecantikanku yang  maksimal akan kutampilkan.



Setelah 2 jam dandan, aku keluar homestay dan disitu sopir penjemput sedah menungguku untuk mengantarku ke Restoran masakan perancis, dimana gala dinner malam ini akan berlangsung. Setiba disana aku langsung menemui para klien dari perusahaan mitra tsb dan berkenalan mulai dari presiden direktur, direktur produksi, para komisaris dan Wakil perusahaan kontraktor yang ditunjuk untuk proyek pengerjaan plantnya. Yang bikin aku kaget adalah diantara para komisaris perusahaan itu, ada Arya. Arya adalah temanku sejak SMA dan kami sudah bagaikan saudara saat masih SMA, kami biasa nongkrong bareng di warkop, godain cewe, sampai bolos bareng.






Ketika aku mendatangi Arya, dia masih belum mengenaliku, maklumlah karena aku sudah menjadi wanita jadi dia tidak mungkin tahu. Ketika aku mengajak arya bersalaman, aku membisikkan sesuatu ke telinganya
"kamu kan yang menaruh tikus di laci bu rini, guru akuntansi SMA dulu" bisikku
"hah kamu kok tahu? mbak siapa" arya terkejut
"ternyata aku sukses bikin kamu pangling ya, aku andra temenmu dulu" jawabku sambil tersenyum
"haaah apa? tak mungkin andra yang dulu dekil sekarang jadi cewe cantik kyk gini" teriak arya sampai membuat semua orang memandang kami.
"tidak ada yang tak mungkin bro" sahutku
"yang bikin tambah heran lagi, dulu kan kamu suka godain cewe kok sekarang malah jadi cewe" arya heran
"panjang ceritanya, perlu kita sambung lagi next time, mungkin juga karma hehehe" jawabku.
"yaudah deh , yook kita lanjut dinnernya" arya menyudahi obrolan kami

Semua orang menikmati gala dinner malam itu, namun sayangnya sakit pusingku tiba tiba muncul dan sakitnya kali ini tak tertahankan, apalagi bau bau masakan prancis yang kebanyakan memakai saus krim yang baunya bikin aku tambah pusing. Tiba tiba semua menjadi gelap


Putaran Zaman (Part 11 : a new start)



Masih terngiang di pikiranku tentang pengalaman ke customer dengan dandanan perempuan, yang membuat ku bimbang pagi itu. Terus terang aku ingin meningkatkan karirku, tapi disisi lain aku tidak mau menabrak prinsipku sendiri dan menjilat ludahku. Kubuka lemari pakaianku, di sisi kanan tumpukan pakaian perempuan yang telah aku beli kemarin dan disisi kiri pakaian lamaku. Setelah beberapa menit Entah bisikan apa yang membuat tanganku serasa bergerak sendiri dan akhirnya aku mengambil pakaian perempuan. Kuambil blouse model peplum warna tosca muda dan rok span hitam, tak lupa kuambil bra warna baby pink beserta celana dalam wanita dengan warna senada. Kupakai make up secukupnya, foundation, dilapisi bedak tabur, sedikit blush on warna peach dan lipstik warna pink muda, tak lupa kupakai eyeliner dan maskara, pagi itu aku merasa cantik meski pikiranku masih setengah setengah melangkah dalam menjalani penampilanku yang baru sebagai wanita.



Keluar kamar aku menemui nancy dan diah untuk ngajak bareng ketemu customer, kebetulan kepentingan kita sama, mereka menawarkan jasa dan mencari informasi tender, sedangkan aku menawarkan jasa pembiayaan. Dalam perjalanan ke kantor perusahaan itu, pikiranku masih menerawang diatas langit tak berujung tentang masa depan pilihan hidupku.
"hoi kok bengong aja jeng" celetukan nancy membuyarkan lamunanku
"ga ada apa apa kok" balasku
"masih bimbang ya? udah deh gak usah terlalu dipikirin, nikmati dan let it flow aja" kata nancy dg santainya
"ya ini udah usaha membiasakan" balasku lagi
"pokoknya ikhlas aja deh jadi cewe, aku udah punya ide untuk bikin kamu ikhlas" nancy begitu semangat
"ide apaan" aku curiga dengan nancy
"ada deh, kita lihat aja nanti" jawab nancy sambil tersenyum.



Seperti biasa, dengan dandan cantik urusan kita di customer lancar, setelah presentasi, kami makan bareng dan langsung balik ke homestay karena sudah tidak ada agenda  lagi. Beginilah enaknya jadi bagian marketing, jadwal bisa kita atur sesuka kita namun kita dikejar oleh target perusahaan. Inilah yang membuat marketing dianggap sebagai ujung tombak suatu perusahaan.




Sesampai di homestay aku langsung masuk kamar dan bergegas melepas pakaianku, nancy dan diah mengikutiku masuk ke kamarku, sudah gak sabar aku melepaskan baju perempuan yang menempel di tubuhku, terasa ketat semua dan tidak bisa bergerak bebas, meski bahannya nyaman dan enak dipakai. Aku langsung masuk kamar mandi, sedangkan nancy dan diah duduk duduk di sofa sambil nonton tivi.
Selesai mandi aku tidak mendapati diah dan nancy di kamarku, mungkin mereka sudah balik ke kamar mereka masing masing pikirku.



Aku begitu kaget ketika membuka lemariku, pakaian laki lakiku raib hilang semua, tinggal pakaian perempuanku, dan malah pakaian perempuanku tambah banyak. Ini pasti ulah diah dan nancy aku yakin.
Aku akhirnya memakai tanktop dan rok model plisket selutut lalu bergegas menuju kamar nancy. Disana aku langsung menginterograsi nancy
"aku sembunyiin pakaian laki laki ku ya" sergahku
"enggak tuh" jawab nancy santai
"lha terus mana pakaianku? kok tiba tiba ilang tak berbekas" aku masih penasaran
"aku bakar semua, tuh dihalaman belakang homestay" jawab nancy enteng
"hah, trus kalo dirumah, jalan santai, tidur, dan nantinya kalo balik ke jawa aku pakai apa" aku panik
"okelah kalo kerja dandan cewe gapapa, tapi sehari hari kan gak bisa" tambahku
"sadar dong jeng, dalam hal ini kamu harus total, gak bisa setengah setengah"jawab nancy
"hasilnya gak maksimal kalo gak begitu, ini sudah takdirmu, aku yakin kamu akan lebih sukses kalo
mau total jadi perempuan" nancy semakin semangat
"betul kata nancy, kami akan membantumu sebisa kami" tiba2 diah muncul dari belakangku
"ini aku punya sesuatu yang bisa memaksimalkanmu, cukup minum sebutir sehari aja, nanti kamu akan
merasakan bedanya" rayu diah dengan lembut sambil memberiku botol kecil yang berisi pil.
"ok lah , aku tak punya pilihan lain, mungkin ini akan jadi suratan hidupku" jawabku
"mulai sekarang cobalah yakinkan dirimu kalau kamu adalah seorang wanita seperti kami" kata nancy sambil memelukku.



Dan kemudian kami akhiri ketegangan itu dengan candaan, seperti biasa kami lanjutkan dengan jalan ke mall seperti malam malam sebelumnya. Malam itu nancy mentraktir kami semua untuk merayakan kedatangan sahabat perempuan yang baru, yaitu aku.