Kamis, 15 Agustus 2013

Putaran Zaman (Part 8: Back to Campus)

Hidup itu tidak selalu diliputi sesuatu yang tidak menyenangkan, adakalanya kita juga bisa mendapatkan hal yang menyenangkan. Contohnya seperti yang kualami sekarang. Pilihan jaka masuk sekolah khusus wanita jelas membuatku kecewa, namun perasaanku seakan terobati ketika mendengar kabar bahwa ferdi adikku yang mau masuk kuliah, ternyata diterima di Universitas Negri favorit di Negara ini dan di jurusan teknik pula dan yang lebih menyenangkan lagi, dia sekota denganku. Dia diterima di jurusan Teknik Kimia, meski biaya di kampus itu relatif mahal, namun aku tidak khawatir malah akan kujadikan motivasi semakin giat bekerja agar bisa membantu biaya studinya. Selain itu masih banyak peluang beasiswa yang menggiurkan dari perusahaan perusahaan terkemuka.



Dikampus itu banyak tawaran beasiswa dari perusahaan perusahaan besar untuk mahasiswa berprestasi. dari yang cuma beasiswa uang semester sampai dengan jaminan karir dari perusahaan yang menyediakan beasiswa. Ferdi adalah mahasiswa yang cerdas, di semester awal perkuliahan dia mendapatkan IPK yang terbaik seangkatannya. Banyak tawaran beasiswa dari berbagai perusahaan. kalau dulu pada jamanku banyak didominasi dari Produsen rokok. Namun sejak kampanye anti rokok global dan trend feminisasi global, dominasi bergeser ke perusahaan produsen kosmetik atau produk perawatan tubuh. Tawaran yang paling menggiurkan yang diterima angga adalah dari Unilever. Mereka menawarkan selain biaya kuliah, ada juga asuransi kesehatan, biaya bulanan dan tawaran karir di perusahaan itu selepas kuliah, dengan kata lain ikatan dinas.



Ferdi dengan mantap mengajukan aplikasi untuk permohonan beasiswa pada perusahaan itu. Setelah melewati tes administrasi dan wawancara ferdi dinyatakan layak mendapatkan beasiswa dengan menyingkirkan 150 kompetitor. Sebelum beasiswa diterima ferdi diharuskan menandatangani kontrak dengan Unilever. Aku pikir mungkin itu kontrak formalitas tentang ketentuan beasisawa yang diterima dan aku yakin ferdi cukup cerdas untuk mempelajari kontrak itu. Setelah menunggu sebulan dana beasiswa pun cair dengan sesuai jumlah yang ditetapkan.

Suatu hari ferdi mendapatkan kiriman dari Unilever yang berupa produk produk kecantikan dan perawatan tubuh. Selain itu ada juga voucher gratis perawatan salon dan spa, namun yang membuat aku dan ferdi kaget adalah dalam paket tersebut terdapat satu stel pakaian wanita mirip pakaian SPG atau pramugari dan dua buah gaun pesta formal. Aku pikir mungkin ini hadiah dari perusahaan yang dikirim untuk penerima beasiswa dan berhubung perusahaannya membuat produk kecantikan untuk wanita, maka hadiahnya juga sesuai produk produknya.



Namun perkiraanku meleset ketika dua orang wanita cantik memakai pakaian kantoran mendatangi kosku dan yang juga kosnya ferdi. Kutanyakan maksud dan tujuan mereka medatangi tempat kami. Mereka memperkenalkan diri sebagai perwakilan dari Unilever. Mereka mengajak ferdi ke salon untuk di make over karena sesuai kontrak beasiswa, penerima beasiswa merangkap sebagai brand ambassador produk kecantikan dari perusahaan. Aku meminta dispensasi agar untuk syarat sebagai brand ambasador dihilangkan. Namun sesuai syarat kontrak, penerima beasiswa harus mematuhi sesuai peraturan kalau melanggar akan dianggap menyalahi kontrak, sehingga kontrak akan dibatalkan dengan kompensasi pembatalan kontrak sebesar 250 juta rupiah dibebankan kepada penerima beasiswa. Mendengar penjelasan kedua wanita itu aku merasa bumi mendadak berputar terbalik. Aku ditenangkan ferdi, dia menyatakan akan menyanggupi semua syarat kontrak.



Ferdi kemudian mengikuti ajakan kedua wanita itu ke salon yang telah ditunjuk. Di salon tersebut rambut ferdi ditreatment dengan suplemen agar cepat panjang dan lebat. Semua bulu bulu di tubuh, tangan dan kaki dihilangkan dengan laser kemudian diberi krim agar tidak tumbuh kembali. Alisnya dibentuk, bulu mata ditreatment agar panjang permanen, suntik vitamin c agar mencerahkan kulit dan lain lain. Sepulangnya dari salon ferdi diberi suplemen agar kulitnya halus dan rambutnya cepat panjang. Selain itu ferdi juga diberi voucher untuk belanja di butik butik yang ditunjuk karena mulai sekarang dia harus tampil sebagai wanita saat kuliah karena dia sebagai brand ambassador produk kecantikan wanita.



Waktu pun cepat berlalu, semenjak ferdi rutin mengkonsumsi suplemen yang diberikan salon perubahan fisik ferdi semakin kelihatan, dalam 3 bulan rambutnya sudah sepanjang punggung, suaranya semakin mengecil, tubuhnya semakin ramping dan pinggulnya membesar. Dan jika kuperhatikan secara seksama dadanya menonjol areolanya membesar seperti anak perempuan usia 15 tahunan. Sebelumnya setelah mandi ferdi cuma menutupi bagian pinggul kebawah, namun setelah dadanya membesar dia memakai handuknya menutupi dadnya karena merasa malu jika kulihat. Sekarang ferdi nyaris setiap saat memakai pakaian wanita dimanapun dia berada entah di kampus, ke tempat umum atau di kos. Dia merasa sudah tidak pantas berpenampilan laki laki.



Setelah perubahan drastis ini, entah karena faktor luar ataupun dari dirinya sendiri, ferdi merasa kehilangan kepercayaan dirinya sebagai laki laki. Dia jadi lebih sering nimbrung sama teman teman wanitanya, lebih rajin datang ke salon, lebih suka ngobrol fashion, semakin suka dandan. Lama kelamaan dia nyaris seperti wanita tulen, berkat dukungan voucher dari salon dan butik dari Unilever dia semakin leluasa meningkatkan kecantikannya. Dengan dukungan postur dan bentuk tubuh yang mendukung, ferdi sering diajak untuk memeragakan berbagai pakaian wanita karya desainer desainer kondang di ibukota.



Suatu ketika aku menemukan surat pernyataan dari seorang psikiater yang menyatakan bahwa ferdi secara psikologis lebih layak menjadi perempuan, surat ini sebagai prasyarat pengajuan pergantian identitas gender di KTP , sontak aku kaget dan langsung saja mendatangi ferdi untuk mengetahui apa maksudnya mengajukan pergantian gender, awalnya ferdi berusaha menghindar dari pertanyaan pertanyaanku, namun
setelah terus kudesak dia akhirnya mengakui kalau dia mengajukan pergantian gender karena mau mengikuti
kontes Putri Daerah yang akan segera dihelat akhir tahun ini, dan syaratnya harus berkelamin perempuan
yang dibuktikan dengan data diri sesuai KTP, transgender diperkenankan ikut asal sudah terdaftar sebagai perempuan di identitas yang sah.
"jaman sekarang sudah bukan saatnya memperdebatkan jenis kelamin kak, pria wanita itu sama saja"
ferdi mengakhiri pembicaraan kami.


Putaran Zaman (Part 6 : Dilema)

Sejak force feminization yang kualami di kantor saat perayaan ulang tahunku, rasa penasaran selalu muncul ketika aku melihat gaun atau pakaian perempuan yang aku anggap cantik atau sexy. Pikiranku terbelah antara membayangkan wanita yang kusukai memakai baju itu kemudian berkencan denganku dan membayangkan bagaimana cantiknya aku ketika memakai baju itu. Aku berusaha menghapuskan pikiran pikiran opsi yang kedua. Aku berusaha menghapusnya dengan tampil lebih macho, dengan membiarkan cambang dan kumis tumbuh liar di wajahku.

Liburan telah lama usai, aku beraktifitas dengan rutinitas seperti biasanya. Membosankan namun aku tak bisa mengelaknya. Ingin rasanya aku keluar dari kungkungan ini, aku mau keluar dari zona nyaman ini, aku membutuhkan tantangan baru agar hidupku terasa lebih berwarna.



Siang itu aku menemui pak joni selaku branch manager kantor kami, aku sharing mengenai stagnan nya karirku dikantor dan menanyakan apa ada peluang untuk meningkatkan karirku. Kemudian dia mengeluarkan smartphone dari blazernya dia memeriksa email yang masuk. Dia menawarkanku sebuah posisi sebagai manajer marketing untuk pembiayaan peralatan berat, dia menanyakanku apakah aku mau mencobanya, dengan kondisi kemungkinan aku harus sering melakukan perjalanan keluar pulau, terutama di kalimantan dan sumatera, dan dengan masa percobaan 3 bulan aku harus memenuhi target atau akan dikembalikan ke posisi semula jika target tidak terpenuhi. Dan Tanpa ragu ragu lagi aku menerima tawaran itu.

Sorenya dengan perasaaan yang campur aduk antara senang dan bayangan tanggung jawab yang akan kuemban, aku berjalan pulang dengan santai. Aku sempatkan ke pusat perbelanjaan untuk mencari pakaian kerja baru, karena penampilan akan sangat menunjang dalam jobdeskku nantinya. Akhirnya aku menmukan setelan kemeja dan pantalon yang menurutku keren kemudian aku membayarnya ke kasir. Tapi sebelum keluar dari Department store, mataku terpaku pada sebuah gaun yang dipajang disebuah butik, gaun model ball gown berwarna krem yang terbuat dari satin yang dipadukan dengan payet dibagian roknya,
 aku lihat harganya, ternyata tak semahal yang kukira, setelah kuhitung sisa uangku yang kuanggarkan untuk beli baju baru cukup, tanpa ragu aku mendatangi kasir butik tersebut untuk memiliki gaun tersebut.



Diperjalanan menuju kos, tiada hentinya aku membayangkan bagaimana rasanya dan cantiknya aku ketika memakai gaun tersebut. Sesampai di kos aku dengan tidak sabar mencukur bersih semua rambut dan bulu yang ada dimukaku, kupakai gaun tersebut dan kemudian memakai wig yang kubawa pulang saat forced feminization dulu. Aku melihat diriku didepan cermin, tanpa polesan makeup pun aku sudah merasa cantik pikirku, namun lagi lagi muncul rasa resistansi dan bersalah ketika aku memakai baju perempuan, aku yang seharusnya bisa menjadi contoh baik buat adikku ternyata malah ikut ikutan begini. Malam itu pikiranku berkecamuk tidak karuan, antara

Putaran Zaman (Part 7 : No choice)

Perpaduan antara suara dering handphone dan jam weker membuatku terperanjat pagi itu. Ibu menelepon dari rumah mengabarkan kalau jaka tidak diterima di SMA favorit di kota kami, karena standar nilai tahun ini naik cukup drastis, aku menenangkan ibu kalau masih ada sekolah bagus yang lain yaitu SMA Unggulan dan SMK Negeri 1, namun ibu keberatan karena biaya SMA unggulan biayanya cukup mahal padahal ayah sudah mau memasuki masa pensiun, sedangkan untuk SMK si jaka kurang tertarik dengan bidang teknik ditambah waktu penutupan pendaftaran sudah dekat. Aku memberi solusi untuk mencarikan Sekolah di kota tempatku bekerja karena lebih banyak pilihan dan bisa kuawasi.

Siang itu dikantor kegiatanku sangat padat, aku harus mempelajari jobdeskku yang baru ditambah visit ke kantor kantor sasaran prospek untuk memasarkan jasa kami. Aku tak sempat keliling mencari sekolah yang akan kupilihkan buat si jaka, antara kualitas dan biaya yang bisa kujangkau. Akhirnya aku hanya mencari via internet, kebanyakan sekolah yang menyebar brosur di internet adalah sekolah swasta yang ternama dan yang pasti dengan beban biaya yang tidak murah. hufft susah juga ternyata mencari sekolah.



Dua hari berlalu aku tak kunjung menemukan sekolah yang tepat untuk jaka. Disamping karena pekerjaanku yang padat tapi juga  sulitnya mendapatkan sekolah bagus dengan biaya yang bersahabat. Sampai akhirnya tiba tiba mbak yeni meneleponku kalau jaka sudah didaftarkan di sekolah di tempat dia mengajar yaitu SMK khusus wanita, dia mengambil manajemen. Mbak yeni menjelaskan kalau sekarang anak laki laki bisa mendaftar di sekolahnya dengan syarat berpenampilan layaknya wanita. Sebenarnya aku mau protes tapi aku merasa sungkan dengan mbak yeni, karena dia adalah orang yang kuhormati, dia ikhlas membantu dan sebenarnya SMK wanita itu termasuk sekolah yang terbaik, berbiaya terjangkau dan dekat dengan rumah kami. Akhirnya aku cuma bisa berpesan agar menjaga jaka dengan baik kepada mbak yeni.



Di Sekolah khusus wanita itu mempunyai peraturan yang banyak berbeda dengan sekolah lain. Tiap hari senin sampai kamis para murid diwajibkan memakai seragam seperti seragam akademi sekretaris yaitu, memakai blouse dengan luaran blazer dan bawahan rok span dengan warna yg senada. Untuk hari jumat dan sabtu diwajibkan memakai kebaya dengan mata pelajaran hal hal kewanitaan seperti memasak, dandan, menyulam, menjahit, dan pendidikan kepribadian. Anggota OSIS adalah murid kelas dua yang dipilih lewat proses seperti kontes putri kecantikan, dimana yang menjadi juara 1 akan menjadi ketuanya. Memakai make up adalah kewajiban setiap siswa pada jam pelajaran.



Aku kadang menghubungi jaka agar tidak terlampau jauh jadi perempuan. Aku meminta nantinya jika sudah lulus dia bisa kembali lagi berpenampilan laki laki. Aku merasa lega ketika jaka mengiyakan dan dia akan berusaha. Sejak sekolah disitu joko mulai memanjangkan rambutnya, kebetulan rambutnya memang lebat dan lurus alami. Dia setiap hari belajar make up dan mix-match baju bajunya, mengoleksi banyak model bra dan celana dalam wanita. Dia rajin luluran untuk menghaluskan kulit, dia berambisi ingin menjadi ketua OSIS karena sudah selayaknya yang laki laki menjadi pemimpin meski berpenampilan wanita. Dia cukup berprestasi di kelasnya dan dia terpilih menjadi ketua kelas. Awalnya dia berusaha untuk menyempatkan waktu berpenampilan laki laki terutama di rumah, namun karena kesibukan di sekolah yang padat dan karena pergaulan, jaka selalu memakai baju perempuan setiap waktu dan menindik telinganya agar bisa memakai anting anting untuk menambah kecantikan. sampai akhirnya baju baju laki2nya tidak terpakai lagi dan oleh ibu disumbangkan ke panti asuhan.

Sebagai ketua kelas dia harus mewakili kelasnya di berbagai macam even di sekolah, sudah barang tentu tampil cantik adalah hal wajib, seringkali harus memakai gaun formal untuk menghadiri acara acara sekolah seperti seminar, lomba antar kelas dan lain lain. Model gaun formal yang sedang trend sekarang ini adalah model kemben, jaka kesusahan memakainya karena dia tidak mempunyai payudara. Dia akhirnya meminta solusi ke angga dan sejak saat itu angga selalu mengirimi obat yang aku tidak tahu apa isinya kepada jaka setiap bulan agar bisa menumbuhkan payudara tanpa operasi.





Putaran Zaman (Part 5: Role Model)


Hari ini adalah hari kedua lebaran, sejak pagi suasana rumah sangat sibuk, keluargaku sedang bersiap siap untuk berangkat silaturahmi ke rumah pakde harjo, Pakde harjo adalah kakak dari Ibu, maka sudah adatnya lah yang lebih muda mendatangi yang lebih tua, berhubung pakde harjo beda kota makanya kami harus berangkat pagi pagi. Bangun pagi saat liburan adalah hal yang berat bagiku, karena kebiasaan melampiaskan rasa capek setelah lama bekerja.

Angga lebih duluan bangun, dia langsung mandi kemudian menyiapkan baju dan dandan sebelum berangkat, jaka juga tidak ketinggalan, dia sedang sibuk mencoba berbagai macam model kreasi jilbab, dia tak mau kalah dengan angga. Sedangkan aku dan ferdi santai santai saja karena kami berpenampilan pria saat pergi ke rumah pakde. Akhirnya angga memakai kaftan warna biru muda dan jilbab putih, sedangkan jaka memakai longdress dusty pink yang dipadukan dengan blazer lengan ¾ warna krem dan jilbab pink.
Tak lama kemudian kami sekeluarga berangkat. Sekitar 2 jam perjalanan harus kami tempuh untuk mencapai rumah pakde, perjalanan ini tidak terasa karena kami melewati area persawahan dan pegunungan yang bagus pemandangannya. Daerah kota pakde termasuk daerah pegunungan, jadi udaranya lebih segar daripada kota kami yang dekat dengan pesisir pantai.

Sesampainya di rumah pakde kami disambut oleh ardi, oki dan mbak yeni di depan rumah. Lalu kami bersalaman. Sesampainya didalam baru kami bertemu pakde dan bude. Pakde kaget melihat angga dan jaka berpenampilan perempuan, dia langsung menegur ibuku yang dianggap membiarkan kelakuan jaka dan angga, Namun Ibuku menaggapinya santai. Menurutnya selama mereka berprestasi dan bias membuat bangga orang tua, Ibu menghormati pilihan yang diambil mereka. Pakde orangnya berkarakter keras, maklum dia pensiunan TNI, dia tak mau jaka dan angga nantinya seperti mbak yeni.



Mbak yeni adalah anak tertua pakde harjo dulunya bernama yanuar, tapi baru baru ini dia merubah identitas gendernya menjadi perempuan meski dia sama sekali tidak melakukan operasi transisi gender.
Dia merubah gendernya dikarenakan tuntutan pekerjaan, dia bekerja sebagai Guru kontrak di sebuah SMK Negri khusus wanita, dimana mengharuskan Gurunya juga semua wanita. Pihak Kepala sekolah memperbolehkan Mbak yeni mengajar, asal berpenampilan wanita tanpa harus jadi transgender, Namun  ketika setelah pengabdian selama 3 tahun, mbak yeni akan diangkat sebagai PNS. Mbak yeni harus menetapkan gender yang pasti sesuai KTP untuk dicantumkan pada SK pengangkatan. Karena mbak yeni mengajar di Sekolah Khusus wanita maka dia harus memilih gender wanita.  Maka mau tidak mau mbak yeni merubah identitasnya di KTP sebagai wanita, kebetulan mulai tahun ini proses perubahannya dipermudah oleh pemerintah.


Sejak itu pakde harjo mewanti wanti anak anaknya untuk tidak ikut ikutan dan lebih berhati hati memilih pekerjaan. Aku mendukung sikap pakde, maka tak heran aku sering sharing dengan pakde untuk masalah adik adikku ini. Meski pakde harjo orangnya keras, tapi dia tidak sampai hato memarahi mbak yeni, karena sejak kecil mbak yeni orangnya penurut, tidak neko neko, suka membantu Bude di rumah terutama di dapur. Meski tidak tersentuh operasi, mbak yeni orangnya cantik alami, sama halnya dengan angga dan aji, mungkin ini keturunan dari keluarga ibuku yang memang rata rata cantik cantik.



Siangnya kami makan siang bersama, mbak yeni menghidangkan opor ayam dan ketupat, meski sedang di dapur mbak yeni masih menyempatkan untuk tampil chic, dengan paduan blouse chiffon dan rok jeans selutut, rambutnya yang panjang terurai sepinggang menambah kecantikannya. Nyaris seperti wanita sempurna. Muncul rasa aneh ketika melihat mbak yeni, ini bukan perasaan jatuh hati tapi aku membayangkan bagaimana perasaannya ketika menjalani proses sebagai wanita, mungkin dikarenakan aku sudah dekat dengan mbak yeni sejak kecil, dia adalah panutanku. Dia bisa menjadi kakak yang teladan, selalu mengalah kepada adik adiknya, berbakti kepada orang tua, ikut membiayai adik adiknya kuliah dan lain lain, aku jadi merasa aneh ketika sosok panutanku bisa melakukan hal yang paling kubenci.

Jumat, 02 Agustus 2013

Putaran Zaman (Part 4: No place like Home)

Tak terasa sebentar lagi liburan Lebaran, tak terasa sudah setahun lamanya aku tidak pulang, maklum kesibukan dan jarak lah yang menghalangiku. Untunglah aku sudah pesan tiket kereta untuk mudik, aku memesan 2 tiket, yang satu buat ku sendiri dan yang lain buat angga adikku, kebetulan Angga kuliah di kota yang sama dengan tempatku bekerja, pikirku dengan satu kota aku bisa mengawasi dan membantu jika dibutuhkan. Tapi aku merasa gagal untuk masalah pengawasan.

Oh ya sebelumnya aku belum pernah menceritakan tentang keluargaku sebelumnya, maka pada tulisan ini
aku akan menceritakannya, Aku adalah anak pertama dari empat bersaudara yang kesemuanya laki laki.
Adik adik ku antara lain angga, ferdi dan jaka. Angga adalah mahasiswa semester enam ekonomi di sebuah
kampus Negeri di Kota tempatku bekerja, ferdi adalah siswa kelas 3 SMU yang sebentar lagi mau
masuk bangku kuliah, sedangkan yang terakhir adalah jaka, dia siswa kelas 3 SMP, jadi sebentar lagi
akan naik ke jenjang SMU.

Angga anaknya agak bandel tapi dia supel, punya pergaulan luas, dan kreatif, dia kuliah sambil
bisnis usaha butik bareng teman kuliahnya, yang dari bisnisnya dia bisa membiayai kuliahnya sendiri
tapi sayangnya dia orangnya gampang terpengaruh lingkungan. Sejak semester 2 dia memutuskan
tampil feminin, dia full time mamakai baju perempuan setiap waktu, dia mungkin ikut ikutan teman
sekampusnya yang kebanyakan laki lakinya tampil sebagai wanita, ketika kutanyakan alasan dia
full time berpakaian perempuan, dia mengatakan kalo mempersiapkan diri untuk kerja di bidang
keuangan yang mana kecantikan feminin sangat dibutuhkan. Lagipula bisnis dia juga berhubungan
dengan fashion wanita, maka dia harus bisa menyesuaikan. Setelah itu aku tidak pernah lagi
mempertanyakan keputusannya. Style busana angga adalah hijab, karena dia merasa rambutnya
kurang medukung untuk tampil dengan rambut terbuka, maka dia sekarang sedang nabung
untuk cangkok rambut.



Adikku yang kedua adalah ferdi, dia yang paling cerdas diantara kami, Selepas SMU
aku berharap dia bisa masuk ke jurusan teknik di kampus teknik negeri ternama, agar tidak
mudah terpengaruh trend yang tidak baik seperti yang dialami angga, dia kusuruh belajar yang rajin
dan ku suplai informasi informasi pendaftaran masuk ke kampus yang aku harapkan, untunglah
dia menurut dan aku optimis masa depan ferdi cemerlang.

Dan adikku yang terakhir adalah jaka, dia orangnya kalem pendiam kurang inisiatif, harus
didorong dulu baru bergerak, agak sensitif jadi kalo mau menyuruh di harus diambil hatinya dulu
tapi prestasinya di sekolah cukup bagus, jadi aku juga optimis dia bisa masuk SMU negeri favorit
di kota asalku.



Liburanpun datang, aku janjian untuk ketemuan dengan angga di stasiun, biar langsung berangkat
Di stasiun pemberangkatan, aku bertemu angga untuk pulang bareng, karena kita sudah janjian sebelumnya.
dia hari itu tampak cantik dengan longdress warna pink dipadukan bolero dan hijab pink muda.
"kok lama?" tanyaku
"ya maklumlah kan dandan dulu dan nyiapin baju, yang penting tidak telat" jawabnya
"ok deh, yuk segera masuk" sahutku

Kemudian kami menaiki kereta yang akan membawa kami ke kota asal kami, begitu di kursi penumpang
aku langsung tertidur, maklum capek banget hari hariku kemarin karena pekerjaan. Ketika bangun
tak terasa kami sudah dekat dengan stasiun kota kami, begitu sampai stasiun kami langsung bergegas
mengambil koper bawaan dan turun ke stasiun, setelah itu kami naik angkot yang melewati jalan depan
rumah kami.
"kamu nanti kalau lebaran apa masih pakai baju perempuan? malu tau" tanyaku ke angga
"ya iyalah, di kota kita udah trend tau, tuh anak anak udah banyak yang pake
baju cewe, yang penting pantes dan gak ngerugiin orang lain" angga tak mau kalah
"ah sudahlah" aku malas melanjutkan


Sesampainya di rumah aku disambut jaka, ferdi dan ibuku. aku memeluk mereka semua, rasanya kangen
sekali, si angga juga memeluk mereka semua.
"tambah cantik aja anak ibu" sambut ibuku ke angga
"iya dong anaknya siapa dulu hehe" jawab angga
"gak dibawaain oleh oleh nih" sambung jaka
"oh ya lupa, maaf bawaan kakak banyak, gimana kalo habis ini kita shopping baju?" jawab angga
"horeee..." jaka dan ferdi serempak girang
"kamu istirahat dulu ya, kayaknya kamu capek" kata ibu padaku
"iya nih capek banget" balasku

Aku langsung bergegas masuk sedangkan angga dan anak anak melanjutkan pergi keluar untuk
pergi belanja baju, bener bener tak punya capek tuh anak, kataku dalam hati, ibu lalu
menyusulku ke dalam.
Tak terasa hari sudah sore, aku dibangunkan ibu karena belum makan siang, kebetulan
perutku sudah lapar, ketika melewati ruang tengah aku menemui ayah,  untuk menyalami beliau
ayah baru saja datang dari rumah temannya habis membicarakan bisnis, maklum akhir tahun ini
ayah akan pensiun dari dinasnya sebagai PNS, dan beliau mencari kesibukan yang bisa jadi
tambahan uang pensiun selepas bebas tugas nanti.

Diruang tengah aku menemukan bungkusan belanjaan, mungkin belanjaan anak anak nih pikirku.
Kubuka isinya, dan kukeluarkan untuk kulihat satu persatu, penasarana aku atas apa yang telah
dibelikan si angga kepada anak anak. Isinya jilbab paris segi empat berbagai macam warna dan model
ciput, rok sifon, bolero, blouse, longdress dan lain lain, aku heran kok gak ada baju laki laki sama
sekali, masak si angga beli untuk dirinya sendiri pikirku.
"kamu gak beliin baju adik adik" tanyaku ke angga
"santai aja kak, beres" jawab angga
"kok ga ada baju cowoknya" tanyaku lagi
"susah dapetnya kak, ga ada yang bagus tapi tenang aja, pasti nanti saat lebaran mereka pakai
baju baru semua kok" jawab angga santai.




Hari raya pun datang, hari yang ditunggu tunggu umat di penjuru negeri, aku sudah siap berangkat sholat
ied bersama ayah, kami pakai baju koko dan sarung yang senada, aku membelikan ayah baju
yang sama denganku agar terlihat kompak. Kami menunggu adik adik ku yang dari tadi lama sekali persiapannya.
yang pertama muncul adalah angga, dia memakai pakaian khasnya yaitu longdress dipadukan bolero.
Tapi aku sungguh terkejut ketika jaka dan ferdi menyusul keluar, mereka memakai busana muslimah
tampil sebagai wanita di hari raya ini, memakai rok dan hijab, sontak aku marah ke angga
"maksudmu apa? kamu memperlakukan mereka kayak gitu" bentakku
"lha gimana lagi, gak ada baju yang bagus buat mereka di toko, lagian kan sekarang lg trend" bela angga
"trus kalo sholat gimana? masak kamu dan mereka di barisan laki laki pake baju wanita"sahutku lagi
"kami pakek mukena kok, nanti barisnya diantara barisan laki2 dan wanita" jawab angga santai
"terserah lah" pungkasku
"sabar ndra, gak usah marah terus, kan habis ini maaf maafan, yok brangkat" ayahku berusaha menengahi
"iya kak, lagian kita suka kok pakai baju ini" tambah jaka



Sesampai di masjid, tak kusangka ternyata banyak sekali cowo cowo yang tampil feminin, mereka
spertinya saling tak mau kalah dengan yang lainnya jor-joran pamer kecantikan, dan ternyata
benar kata angga, barisan laki laki feminin berada diantara barisan pria dan wanita. Jumlahnya
ternyata lebih banyak dari yang masih tampil maskulin, dimana yang tampil maskulin didominasi
para golongan tua, sedangkan anak mudanya banyak yang tampil feminin, tak heran hari itu
masjid terlihat berwarna warni karena variasi warna dan model mukena yang dipakai mayoritas
jamaah.



Sepulang dari masjid aku langsung sungkem kepada ayah dan ibuku, diikuti adik adikku, kemudian
semua adik adikku menyalamiku. Tak lama kemudian tamu tamu pada datang ke rumah kami.
Para tetangga datang untuk silaturahmi, kemudian dilanjutkan teman teman jaka.
Mereka memakai baju baju muslimah yang cantik cantik meski mereka semua cowo,
"untung jaka pake baju yang kubelikan, gak jadi minder deh dia" bisik angga sambil senyum padaku
"dunia memang aneh" ketusku
aku ikut menemui mereka, karena penasaran dengan penampilan mereka, belum masuk SMU udah
diperbolehkan tampil begitu.
"eh kakak pengen tau nih, kalian apa boleh pake baju perempuan di sekolah?
dan apa dibolehin sama ortu kalian, kalian kan masih SMP"tanyaku
"ya enggak lah kak, kami kalo sekolah tetep pake seragam cowo, tapi kalo di rumah baru bebas
,malah baju ini dibelikan ibu, ibu suka dandanin aku" jawab si udin, teman jaka
"oohh gitu ya" kataku dengan heran.
Apa aku yang terlalu kolot ya, yang tidak tahu perkembangan jaman, gumamku dalam hati




Tak lama kemudian zaki teman ferdi datang untuk menjemput ferdi, dia mengajak ferdi untuk
halal bihalal bersama teman teman SMU nya sebelum nantinya berpisah untuk kuliah
di kampus tujuan masing masing, zaki memakai blouse warna abu abu dipadankan dengan rok
ungu muda dan jilbab ungu tua, sebelum ferdi berangkat aku mencegahnya, untuk ganti baju
dengan baju cowo, tapi dia menolaknya karena sudah terlanjur pakai make up dan suka
dengan busana muslimah yang dipakainya.
Duh tambah pusing aja aku menyikapi adik adikku.





Malamnya, aku mendatangi kamar angga untuk membicarakan pakaian yang dipakai adik adik tadi pagi.
sayangnya angga tidak dikamar, aku malah ketemu si jaka yang sedang buka buka lemari si angga
di terlihat mencoba pakaian pakaian perempuan punya si angga, mulai dari rok, gaun, dress, lingerie
dan lain lain.
Aku langsung menegurnya
"jangan ikut ikutan kak angga ya jaka, itu pakaian buat perempuan" kataku
"gak papa kok kak, aku udah ijin kak angga" jawab angga
"kamu gak takut apa nanti kalo berubah jadi perempuan?" tanyaku
"emang kenapa dengan perempuan kak? apa bedanya dengan laki laki?" tanyanya polos
"kamu harus bangga sebagai laki laki, laki laki itu tercipta sebagai pemimpin
pemimpin itu terhormat" kataku tegas
"trus kalo udah bangga dapet apa kak? kan katanya juga wanita itu mahluk yg spesial
mahluk yang terindah dan apa kalo pemimpin itu harus laki2, bos kakak di kantor
laki laki atau perempuan?"
"laki laki itu tulang punggung keluarga, yang utama mencari nafkah" aku tak mau kalah
"perempuan kan juga bisa bekerja, tuh di kantor kantor kayak bank, koperasi, toko toko
dan lain lain, dan bahkan presiden banyak yang perempuan,
trus pertanyaanku tadi belum kakak jawab" jaka menambahkan
dari pernyataan jaka tadi membuatku bergeming, aku tidak bisa berkata kata lagi
"udah malem nih aku mau tidur" tiba tiba angga datang, dia sudah siap untuk tidur, dengan
memakai gaun tidurnya.
 "pakaian itu gak punya gender, gitu aja diributin" angga menyahut lagi




Aku langsung cabut balik ke kamarku, sambil berpikir tentang kata kata jaka tadi, aku merasa
tidak bisa berbuat apa apa lagi, yang bisa kulakukan sekarang adalah berdoa agar adik adik ku
tidak terjerumus arus trend negatif jaman sekarang ini

Putaran Zaman (Part 3: Surprise)

Hari ini kayaknya aku males banget ke kantor, karena sudah bisa kutebak apa yang akan terjadi disana.
Para Ladies akan pada narsis pamer kebaya kebaya yang mereka pakai di hari Kartini nanti, Serasa aku
bukan bagian dari kantorku lagi karena pastinya aku tidak akan ikut serta Euforia yang mereka rasakan.
Yah tapi gimana lagi, kerjaan di kantor juga sudah menunggu, akhirnya dengan langkah gontai aku ke kamar
mandi dan tak lama kemudian aku berangkat.

Di jalanan hari ini kayaknya lebih ramai dari kemaren, orang orang pada lalu lalang, dan sudah bisa ditebak
hampir semua memakai kebaya, dari mulai anak sekolah, mahasiswa sampai pekerja kantoran. Pastinya
butik dan salon hari ini untung banyak dengan adanya momen kartinian ini. Benar benar terbukti lagi, feminisasi meningkatkan gairah ekonomi, banyak yang sebelumnya tidak tampil sebagai wanita ikut ikutan
euforia kebaya karena tidak mau ketinggalan momen nasional ini, terutama anak anak sekolah, di salah satu
SMU di dekat kos ku, jadi seperti lautan kebaya, karena hampir semua muridnya memakai kebaya, bahkan
ada pameo diantara mereka kalau tidak ikut kartinian tidak gaul katanya, lucu banget menurutku.



Sampai juga di kantorku, suasananya sudah riuh karna celotehan para ladies ladies itu, mereka bak model
yang berlenggak lenggok di catwalk, memamerkan kebayanya. Yang bikin aku kaget bukan penampilan mereka yang tambah cantik cantik hari ini, tapi karena si anton ikutan pake kebaya
"eh kamu ikutan juga ya haha" sindirku
"terpaksa bro, si andre yan kemaren mendesakku ikutan, gak kompak katanya" jelas anton
"yah terserah elo deh, yang penting jangan keterusan aja ya" sahutku



Yup bererti hanya aku satu satunya yang jadi pria sejati hari ini, semua tampil berkebaya di hari kartini ini.
Mereka tampak asik saling pamer, ngobrolin salon salon yang mereka datangi, kebaya kebaya yang bikin
mereka tertarik dan lain lain, sebenarnya aku iri juga melihat mereka, nampaknya hal itu asyik banget
meski menguras banyak waktu dan tenaga.

Hari kartini pun usai, kebetulan besok adalah akhir pekan jadi bisa tidur sepuasnya tidak memikirkan beban
pekerjaan seperti hari sebelumnya. Malam itu aku tidur pulas banget dan paginya aku bangun lebih segar
sambil memikirkan  rencana apa yang akan kulakukan pada hari libur ini. Aku putuskan untuk jalan jalan ke mall sambil nyari nyari baju buat nambahin lemariku yang isinya bisa dihitung jari.

Aku mendatangi Mall yang paling dekat dengan kosku, kebetulan Mall ini juga salah satu mall yang paling ramai dikunjungi. Banyak sekali anak SMU berseliweran di mall, rupanya mereka habis pulang sekolah mereka langsung mampir ke mall. Sebelum keliling mall aku mampir toilet untuk sekedar buang air kecil dan merapikan penampilan, siapa tau ada cewe cakep nyantol hehehe. Di toilet banyak anak laki laki smu yang masuk, jadi lama banget antrinya, aku perhatikan mereka, ternyata mereka pada ganti baju, mereka ganti baju seragamnya jadi baju cewe model korea. Mereka ternyata ke mall untuk mejeng dan nongkrong, mereka merasa pede kalo tampil cantik.
Mereka cuma bisa tampil di mall, karena kebanyakan peraturan sekolah belum membolehkan anak laki2 tampil cewe saat di sekolah namun beda untuk universitas, kampus kampus membebaskan pilihan berbusana mahasiswanya.



Saatnya hunting baju, di mall ini terdapat department store yang menjual pakaian dengan merk dan kualitas bagus tapi harganya murah. Jaman sekarang agak susah untuk memilih pakaian pria karena jumlah dan modelnya terbatas, kebanyakan menjual baju wanita, mungkin dikarenakan mereka mengikuti pangsa pasar konsumennya. Sudah sejam aku mencari namun belum menemukan yang cocok, sampai aku didatangi SPG nya, aku malah ditawari pakaian wanita, karena jaman sekarang bisa bebas pake apa aja,
"gak usah malu pak, kalo belum terbiasa pake rok, ada yang satu stel dengan celana juga,
tenang aja, saya dulu juga baru mulai pake baju perempuan saat kerja jadi SPG kok, jadi femiinin bisa dimulai kapan aja" begitu kata SPGnya. Akhirnya kuputuskan beli lain kali aja, yah ga ada hasil deh batinku.



Hari haripun berlalu dengan rutinitas yang sama, sampai pada hari itu, teman teman kantorku sepertinya pada cuek semua, apa karena saat hari kartini aku gak ikutan kompak pake kebaya ya, yah cuek aja lah, karena aku merasa tidak ada yg salah dengan prinsipku. Setelah jam istirahat ruangan kantor terlihat lengang, kupikir teman temanku pada visit ke customer.
"bruk" tiba tiba aku merasa ada yang mendorong dan menekanku ke tembok dari belakang, tanganku diikat,
mulutku dilakban, mataku ditutup kain, sepertinya lebih dari 3 orang yang menyerangku, sampai akhirnya aku tak berdaya, aku diseret dimasukkan ke dalam suatu ruangan yang aku tidak tahu karena mataku tertutup.
dan terdengar suara pintu yang dikunci.

"Happy birthday!!!" terdengar suara teriakan yang sangat aku kenali.
Sialan ternyata aku dikerjai teman teman kantor, aku baru ingat kalo hari ini ulang tahunku, mereka ingat juga ternyata.
"santai disitu dulu ya" kata deni
"kami akan menawarkan perjanjian pembebasan nanti" sahut nathan
"wooi jangan tinggal disini" pintaku

Akhirnya aku ditinggal mereka sendiri di ruang ini, ku prediksi sudah lima jam aku disekap disini.
mereka tega nih ngerjain aku kayak gini, sampai suatu saat
"mau gak nih kami bebaskan" tanya nathan
"cepetan dong" kataku
"tapi ada syaratnya lho" balas nathan
"apapun deh kulakuin asal cepet keluar dan gak konyol, udah gatel gatel nih" seruku
"kamu harus di make over, deal?" jawab nathan
"haah tapii..." aku memelas
"mau tidak?" nathan berseru
"ok deh mau gimana lagi" aku pasrah

Akhirnya aku dikeluarkan dari ruangan sempit itu, penutup mata dan mulutku dibuka, kulihat semua temanku sudah berkumpul, tak lama kemudian mereka beraksi mendandaniku, mencopoti semua bajuku tinggal celana dalam saja, memakaikan bra dan korset, andre dengan sigap membersihkan mukaku dengan penyegar, natahan melanjutkan dengan foundation, bedak tabur, membentuk alis, eye liner, eye shadow pun di aplikasikan, tak lupa dipasangkan bulu mata palsu ditambah maskara
akhirnya blush on dan lipsttik pun di oleskan di bibirku
Kemudian aku dipakai kan sebuah gaun pengantin warna putih gading yang cantik dan elegan, begitu gaun itu melekat di tubuhku, terasa lembut dan nyaman sampai bulu kudukku berdiri, finishingnya adalah wing dan veil panjang sampai ke lantai.

Sebuah kaca dihadapkan di depanku, aku kaget ketika nampak sesosok gadis cantik di kaca itu.
"tenang aja, itu kamu bro, cantik khan" kata deni
"lanjut sesi photo" sahut nathan
Aku pun di foto berkali kali dengan berbagai pose
"Selamat ulang tahun ya, semoga cepet dapat jodoh juga" kata teman teman



Kulihat sekali lagi diriku di kaca, ternyata aku cantik juga ya, berkali kali kulihat gaun yang kukenakan
aku menyukainya dan tak terasa aku senyum senyum sendiri, "oh ternyata begini rasanya pake gaun" gumamku.
tapi aku tak boleh terlena pikirku, aku tidak seharusnya pakai baju wanita.
Kemudian kulepas gaun itu, teman temanku langsung mendatangiku lagi dan memakaikanku blouse kantoran warna krem yang berbahan satin yang lembut dengan model lengan pendek yg mengembang dan dipadukan dengan rok span warna hitam.
"aku mau pakai bajuku yang tadi" sergahku
"oh tidak bisa, sudah kami simpan, kamu harus pulang dengan pake baju itu" jawab nathan santai
"hahaha" teman temanku sontak tertawa menertawakan raut mukaku



Akhirnya aku pulang dengan dandanan dan pakaian kerja perempuan ini, rasanya malu sekali dan ingin melupakan segera kejadian hari ini, aku sudah merindukan kasurku di kos, rasanya capek semuanya. 




Putaran Zaman (Part 2: Ladies Rule)

Dengan bangun pagi hari ini aku tidak perlu buru buru berangkat ke kantor, kunikmati
perjalanan pagi ini dengan santai, melihat lihat pemandangan sudut kota yang terus
berubah, kulihat dipinggir jalan banyak ruko ataupun gedung bertebaran disisi jalan
jumlah salon, butik, pusat kecantikan terus bertambah, praktek dokter bedah kosmetik
semakin banyak, feminisasi benar benar mendorong sektor ekonomi. Bila kupikir memang
benar kalau wanita itu adalah motor ekonomi untuk jaman sekarang. cobalah tengok
iklan iklan di semua media, mayoritas menawarkan produk dan jasa untuk wanita. Mulai
dari perawatan tubuh, pakaian, suplemen sampai kendaraan banyak yang khusus wanita.
Wanita merupakan target pasar yg potensial dan alat pasar yg potensial pula, semenjak
gerakan feminisme global, kesetaraan gender, wanita berlomba lomba berkarir kantoran
untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup yang sering didengungkan media, mereka rela dibayar
lebih murah dengan jam kerja lebih banyak, dengan dalih kebutuhan ekonomi dan sosial.










Maka tak heran perusahaan perusahaan terutama untuk sektor marketing, produksi, administrasi
dan banyak yang lainnya lebih memilih merekrut wanita. Ini bukanlah konspirasi global
dari negara negara maju, namun hanya pilihan yang diambil dari prospek yang sedang trend
di masyarakat global oleh para pemilik bisnis tersebut, yang akhirnya mempengaruhi
kebijakan kebijakan suatu negara, karena kebanyakan negara bergantung pada investasi
para pebisnis yang mayoritas berasal dari negara maju. Maka kampanye feminisasi pun didengungkan
untuk motif ekonomi, dengan slogan "cantik itu indah" , "wanita itu spesial"
"pink world" dan sebagainya yang lagi trend pada masa sekarang.

Akhirnya sampai juga di kantor, sperti aktifitas biasa diluar pekerjaan 'para wanita'
membicarakan fashion yang mana aku tidak bisa klik dengan obrolan tersebut, akhirnya
hanya anton lah satu satunya temanku ngobrol untuk urusan laki2.
"gimana kabarnya bro?" sapaku ke anton
"ya kelihatannya gimana lho, km sendiri kok kelihatannya lesu" seru anton
"yah lagi banyak pikiran bro" jawabku
"take easy, hidup ini sekali nikmati aja" anton membalas
"gimana menurut lo, kok sekarang tambah banyak banci ya" aku membuka topik
"yah namanya arus jaman bro, santai aja, yg penting gak usah ikutan kalo ga cocok" tukasnya
"padahal waktu masih kuliah dulu, 10 tahun lalu gak kayak gini deh" lanjutku
"sebenarnya dulu sudah mulai, lo aja yg ga tau, sejak trend androgyny dianggap wajar
meski masyarakat luas belum menerimanya, trus maraknya pernikahan sejenis yg legal
trus penggemar crossplay cowo yg memerankan cewe, ditambah lagi kurikulum dan sistem
pendidikan yang menekankan sisi kognitif yang cenderung feminin, contohnya
nilai evaluasi dan proses belajar lebih berpihak pada yang rajin, nurut, tapi bukan
pada kreatifitas, lha itu khan bakatnya cewe" anton menjelaskan
"ooo makanya cewe lebih unggul secara akademik ya sekarang ini, trus fasilitas publik
juga lebih menguntungkan cewe, mulai dari bis khusus wanita, parkir khusus wanita dan
lain lain, disamping itu fasilitas transportasi umum jauh lebih aman dari dulu, maka
wanita lebih aman dan nyaman memakainya, bisa tampil cantik kemana mana tanpa rasa takut
 dan was was, memakai baju yg feminin ga ribet di tempat umum, gak kayak dulu yang pada
pake celana karena takkut ga lincah waktu aktifitas, karena fasilitas publik tidak
mendukung" balasku
"tuh kamu tau, ya udah santai aja bro, aku lanjut kerja ya "jawab anton sambil penutup
pembicaraan.




Usai ngobrol dengan anton, aku pindah ke tempat para "wanita" ngumpul, karena spertinya
mereka sedang membicarakan hal yang seru.
"hay ladies" aku sapa mereka
"hai juga cowo!!" sahut mereka bersamaan.
"lagi ngobrolin apa nih kayaknya seru banget"
"ya elah, gak update ya nih orang, lusa hari jumat kan hari kartini, its kebaya time" jwab aris
"iya nih gak gaul nih masbro, kita lagi pilih2 kebaya di katalog nih salon" lanjut nathan
"wah sory, aku gak tau, kan ga ikutan make kebaya" balasku
"kebaya kan simbol pakaian negara kita, kasian deh gak pernah pake haha" kata deva
"oke2 aku nyerah nih, susah lawan kalian para cowo cantik" pungkasku.

Mendengar hari kartini aku jadi teringat kalo sebentar lagi yaitu tanggal 25 april adalah
hari ulang tahunku, tepat yang ke 30, duh tambah tua aja nih batinku. Ah ambil motto
si anton aja lah, "santai aja bro".

Keesokan harinya para "ladies" terlihat sangat sibuk, bukan sibuk karena kerjaan
tapi sibuk karena keburu buru reservasi untuk salon tempat sewa kebaya dan mae up.
aku bengong melihat tingkah mereka, yang cewe tulen kayak si desi, risa, inggrit dan
amel aja gak repot repot amat.
"Plak!" sebuah tepukan mendarat di punggungku, aku menoleh ke belakang.
"eh pak joni, gimana pak gak ikut repot nyari salon?"tanyaku, ternyata joni, branch managerku
"gak perlu, untuk kebaya aku udah beli dan  nanti yg make up in istri" jawab joni.
"oo gitu ya pak, enak ya"kataku
"ya makanya buruan nikah, keburu telat lho hehe" sindir joni
"ya kalo ada calon dan dananya mau pak" batinku.








"woi ndra, ntar kita pulang bareng ya!"seru deni
"ngapain?" tanyaku
"ikut aku ke salon, aku mau milih kebaya, ada koleksi baru yg ga ada di katalog" jawabnya
"ok deh, jangan lama ya" aku menyanggupi
"sip bro" kata deni sambil ngeloyor pergi.

Sepulang kantor aku pulang bareng sama deni naik taksi, kebetulan arah ke salon dan
arah rumah kami masing2 satu arah. Tak lama sampailah kami di salon tujuan, yaitu salon
violet, disitu ternyata sudah ramai pengunjung yang mau menyewa kebaya, si deni langsung
bergegas menuju penjaga salonnya, dia mau mencoba kebaya yang akan dipesannya. Lama juga
pikirku, sambil menunggu deni, aku cuci mata sambil lihat lihat sekeliling dan koleksi
kebaya salon tsb. Dari kejauhan nampak sosok yang kayaknya aku kenal lama,
Oh ya ternyata si agus, temanku kuliah dulu. Ternyata dia masih seperti dulu, penampilannya
dandy dan elegan. "Syukurlah" batinku, dia tidak ikutan trend feminin,
tapi ngapain dia ke salon ya, tanyaku dalam hati.
Tak menunggu lama kusamperin agus sambil menepuk pundaknya.
"hai bro" panggilku.
"eh iya, mmm kamu andra kan temen kuliah di ekonomi dulu?" jawabnya dg heran
"ah elaah, agak lupa nih masbro, ngapain di salon? nganter siapa" tanyaku
"rrr mau nyari kebaya buatku sendiri, buat besok" katanya sambil berbisik
"hah! kamu ikutan kartinian juga? udah bosen jadi cowo?" tanyaku kaget
"ngga gitu bro, kan elo tau dari dulu gua suka fashion, fashion cewe itu asyik lho,
 gak ngebosenin, fashion is art men, mumpung ada momen tampil hehe" jelasnya.
"ah terselah elo lah" kataku
"ok bro, eh aku hunting kebaya dulu ya, sebelum kehabisan, jgn lupa kontak, nomerku
yang dulu masih" kata agus sambil pergi ke etalase.


"gimana? cantik gak" kata deni mendatangiku sudah mengenakan kebaya.
"yup lo cakep kalo pake kebaya itu" sambutku
"oke, yuk langsung pulang" kata deni
"lho gak dilepas dulu kebayanya" cegahku
"tenang aja. kan udah kupesan buat besok, untuk make upnya aku bisa sendiri, yuk capcus" deni menyahut.

Uh Sampai juga di kosku, capek banget nganterin si deni ke salon tadi,  aku heran kok orang itu
pada suka pake kebaya, padahal pake itu kan ribet, apalagi roknya ketat banget, susah gerak
tapi emang sih yang namanya kebaya itu kesannya elegan dan anggun, cuman yang tak habis pikir
kenapa si deni yang dulu macho kok sekarang jadi feminin sejak ikut trend feminisasi, entahlah
kalo dipikir pikir bakal gak ada habisnya.

Kamis, 01 Agustus 2013

Putaran Zaman (Part 1: Opening Curtain)

Alarmku berdering, dengan rasa malas kugapai jam meja itu dengan mata yang masih belum bisa kubuka lebar aku melihat masih jam 5 pagi, akh masih pagi pikirku, masih bisa tidur bentar lagi, aku melanjutkan tidurku lagi, melanjutkan mimpiku tadi, mimpi promosi jabatan di kantor yang telah lama kudambakan dengan loyalitas dan kinerja yang sudah terbukti dan diakui rekan rekanku, namun entah pihak manajemen sepertinya mereka sengaja atau tidak mau tahu akan kemampuanku setelah sekian lama.

Aku terlelap dalam khayalan dan mimpi dalam tidurku, tak terasa sinar mentari menerpa pipiku dengan lembut yang pada akhirnya menggapai kelopak mataku, silaunya sinar mentari membangunkanku kembali, dan sekejap aku melihat jam lagi "hah sudah jam 7 kurang sepuluh menit, padahal harus berangkat jam 7 tet"
Untung saja sebagai cowo kita bisa menyiapkan diri dengan cepat, tinggal gosok gigi, cuci muka dan mengguyur tubuh secukupnya langsung pakai baju, cukup 5 menit an.

Dengan berlari aku menuju stasiun MRT (mass rapid Transport) tak kupedulikan lalu lalang wanita wanita cantik yang sedang berjalan di sekitarku, yah beginilah tahun 2023 dimana kecantikan itu merupakan hal yang biasa karena dukungan teknologi kedokteran, trend fashion dan make up sangat pesat perkembangannya, meski kecantikan pada masa sekarang sangat menunjang karir dan sosial. Kecantikan sudah nyaris menjadi kebutuhan hampir semua orang. Untunglah di kotaku ini, yang mana salah satu kota besar di indonesia, MRT sudah dibangun sejak 2017, tiap lima menit sekali bisa mengangkut penumpang disetiap stasiun yang dilaluinya, Meski demikian tetap saja harus berdesak desakan, bagiku tidak masalah untuk berdesak desakan toh mayoritas penumpangnya adalah wanita, entah wanita tulen ataupun bukan.





Mayoritas pekerja di perkantoran jaman sekarang adalah wanita, apalagi semenjak kampanye kesetaraan gender yang mengglobal di semua lini kehidupan, terutama di sektor publik, administrasi, keuangan, promosi, customer service, layanan masyarakat dan masih banyak lagi, karena karakter pembawaan wanita sangat dibutuhkan dan teruji untuk sektor sektor tersebut, sedangkan pekerja pria di sektor pertambangan, engineering, konstruksi dan sektor yg membutuhkan kekuatan dan beresiko. Maka tak heran kalau di kota kota yang banyak ditemui adalah para wanita, sektor pekerjaan untuk wanita lebih luas dan lebih aman, hal ini menyebabkan trend feminisasi, dimana banyak para pria meruibah penampilan sebagai wanita untuk bisa bekerja di sektor pekerjaan wanita yang mana lebih banyak pilihan, terjamin dan lebih aman, didukung oleh kemajuan kosmetik, teknologi fashion dan faktor mindset pendidikan formal yang lebih condong untuk membentuk karakter SDM yang feminin, ditambah lagi menjadi feminin pada zaman sekarang lebih banyak fasilitas dan lebih banyak kesempatan untuk mengekspresikan diri. Jadi pada jaman sekarang jaman sampai tertipu dengan para wanita2 cantik yang berseliweran dijalan, karena sebenarnya jumlah pekerja wanita dan pria di perkantoran cukup berimbang tapi banyak pria yang tampil sebagai wanita karena pekerjaan, di jaman dimana pria dan wanita dianggap sama dan setara, laki laki tampil sebagai wanita tidaklah tabu atau turun derajat, karena jaman sekarang derajat orang dinilai dari seberapa dia kaya atau seberapa uang yang bisa dihasilkannya




Namaku Andra, aku bekerja di perusahaan pembiayaan (leasing) sudah cukup lama, sekitar 7 tahun an, namun karirku agak seret entah kenapa, padahal sumbangsihku ke perusahaan tidak bisa dibilang kecil, dan angkatan masukku sama dan dari jalur yang sama dengan Branch managerku sekarang ini. Branch managerku bisa dibilang mempunyai karir seperti pada umumnya, Namanya Joni tapi sejak 4 tahun lalu dia tampil sebagai wanita, meski sudah beristri, istrinya tidak mempermasalahkan keputusan Joni, karena hampir semua teman pria sekantorku sebanyak 8 orang tampil sebagai wanita semua, praktis hanya aku dan anton saja yang masih tampil sebagai pria, terakhir si deni yang akhirnya memutuskan untuk tampil feminin. Mereka selalu tampil modis dan cantik, memakai blouse kantoran yang girlie dan rok span diatas lutut, rambut panjang terurai, make up kayak mau ke pesta, blush on, bulu mata palsu sudah seperti menjadi keharusan, ada juga yang pakai hijab, tergantung mana yang mereka anggap penampilan paling cantik. Tiap harinya yang mereka bicarakan tak jauh dari fashion, mix and match baju, salon mana yang lagi promosi, butik2 yang lagi diskon dan lain lain.



Pagi itu aku ngobrol sama deni, yang baru 3 bulanan tampil sebagai wanita, dia tampil cantik dengan blouse dari silk dengan kerah berumbai dipadankan dengan rok span hitam dan high heel warna putih, rambutnya lurus panjang sepunggung, penampilannya seperti bintang drama korea, aku membuka omongan
 "cantik bener kamu pagi ini", dia menjewabnya "biasa aja kali, emang kemarin2 gak cantik apa", aku tanya "asyik gak nih jadi cewe?" "ya asyik dong, bisa pake baju apa aja" jawabnya sambil senyum, lalu pembicaraan pun berlanjut tentang keputusannya berubah sebagai wanita, dia memilih tampil feminin karena faktor utamanya adalah pekerjaan, dia menilai sektor keuangan yg menjadi pekerjaan kami karakter feminin sangat dibutuhkan untuk berhadapan dengan para customer, para customer lebih respek dan senang kalau berhadapan dengan officer yang tampil cantik dan feminin karena terkesan lebih sopan, lembut dan menghargai, entah itu customer wanita ataupun pria, dalam hal untuk menawarkan proposal kredit ataupun penagihan " pokoknya sangat berbeda lah hasilnya, aku sudah mencoba dan membuktikannya "" tambah deni. "tapi kan tampil cewe ribet dan perlu biaya banyak, mulai dari baju, kosmetik, perawatan salon dll" balasku, "kamu sih gak tau, kan pelaku bisnis kecantikan semakin banyak karena prospeknya bagus, maka persaingannya ketat dan akhirnya berimbas pada harga, masak orang ekonomi tidak tau sich " deni tak mau kalah "lagian biaya feminisasiku, cangkok rambut, laser bulu bulu dan facial feminization dapat plafon pembiayaan dari kantor, enak khan? ini mau tambah implant payudara juga" tambahnya,  aku tanya lagi "trus pacarmu gimana? setuju gak kamu jadi cewe?" "ooh itu, tenang saja, kan ini demi pekerjaan, dan cuma tampilan luar, yang penting dari hati tetepa saling mencintai kan?" jawab deni santai , ,"ooo" aku hanya bisa geleng geleng kepala mendengar pendapat temanku ini.

Tak terasa hari semakin gelap, kulempar tasku ke kasur, kunyalakan televisi untuk melihat berita terbaru sore ini, inilah rutinitasku tiap hari, trayeknya kantor dan kos tiap hari atau kadang ke bioskop atau mall kalo akhir pekan, bosan pastinya selama bertahun tahun melakukan hal yang sama hampir tiap hari, tapi mau apa lagi, sudah dari bagian tuntutan hidup, pikiranku mulai kemana mana, mulai dari usiaku yang mendekati 30 tahun, yang sudah menghitung hari, jadi usia kepala tiga, saudara saudara ku sering menanyakan kapan aku menikah, sampai percakapan dengan si deni tadi pagi, ah cuek saja batinku, waktulah yang akan menentukan nantinya.

Kulihat berita sore ini, hampir sama dengan yang kemarin kemarin, tak jauh dari tema demonstrasi dari para aktifis aktifis keagamaan yang menentang undang undang pernikahan baru yang akan ditetapkan di Indonesia, hampir semua Negara Demokrasi yang berafiliasi dengan Amerika Serikat sudah mengesahkan legalitas pernikahan sejenis, menurutku mungkin karena desakan barat DPR kita mau membuat undang undang seperti undang undang mereka, padahal Indonesia adalah negara beragama, dimana tidak ada Agama agama yg diakui di Indonesia membolehkan Pernikahan sesama jenis. Hari ini Presiden, DPR dan perwakilan tokoh agama telah diundang dari minggu kemarin untuk menetapkan Undang undang pernikahan baru yang akan ditetapkan hari ini, Seperti perundingan biasanya, banyak debat dan interupsi, jadi malas aku mengikutinya, mending tidur saja lah biar besok gak capek.

Seperti pagi pagi sebelumnya aku dibangunkan oleh alarm jam mejaku, aku gak mau kesiangan lagi, aku langsung duduk untuk memulihkan kesadaranku, kunyalakan televisi agar aku tidak ngantuk lagi, Berita pagi itu membahas keputusan Presiden tentang hasil penetapan Undang undang baru yang baru saja di sahkan tadi malam lewat Musyawarah, aku kurang bisa menyimak dengan detail, tapi aku bisa menangap inti dari Undang undang pernikahan yang baru yaitu Pernikahan hanya diperbolehkan antara Pria dan wanita, yang disebut pria dan wanita disini adalah yang dibuktikan dengan kartu identitas penduduknya (KTP), Seorang pria atau wanita bisa mengganti identitas kelaminnya di KTP tanpa harus ada operasi perubahan alat genital, namun harus ada surat keterangan dari psikiater, surat pengantar dari RT,RW,Kelurahan,Kecamatan dan disahkan Negara lewat Dinas Kependudukan, identitas kelamin KTP bisa berubah, tapi tidak untuk akta kelahiran. Jadi menurutku KTP itu jadi kayak STNK yng bisa diubah ubah datanya , sedangkan akta kelahiran kayak BPKB yang mencantumkan data bawaan sejak awal diproduksi. Hmm semakin aneh aja aturan di dunia ini, tapi aku gak begitu peduli, yang penting hidupku terus berlanjut.

*Bersambung*