Rabu, 09 April 2014

Putaran Zaman (Part 20: Beauty from the Beast)



Di dalam taksi aku berulang kali membenahi dandananku, ada rasa gugup jika kubayangkan bagaimana nantinya teman teman sekantor melihatku sudah berubah menjadi sosok wanita dan balik ke Jakarta untuk proses perubahan identitas genderku menjadi wanita yang sah secara hukum. Aku merasa harus tampil sesempurna mungkin agar teman temanku tidak meledekku nanti. Dengan setelan blouse kantoran, rok span dan blazer, aku tampil formal namun tetap feminin karena mau menghadap Direktur untuk mengajukan cuti dalam rangka mengurus perpindahan gender di kota asalku.



Tak terasa sudah sampailah aku didepan gedung kantorku yang megah. Di lobby aku dipersilahkan masuk oleh Pak wignyo satpam kantor kami, dia rupanya belum mengenaliku dan aku merasa lega karena aku pikir penampilanku benar benar berubah signifikan. Di depan pintu ruanganku kulihat dari luar, deni, nathan, aris, deva dan anton sedang mengerjakan pekerjaan mereka masing masing, rasanya degup jantungku semakin kencang ketika mau melangkah masuk ke ruangan.


Akhirnya kuambil nafas panjang dan kulepaskan pelan pelan, kumantapkan hatiku dan kemudian kulangkahkan kakiku kedalam sambil menyapa mereka.
“selamat pagi” sapaku
“selmat pagi, mbak siapa ya? Karyawan baru kah?” deni menjawabku.
“bukan, aku andra den” balasku
“hah, yang benar!!” sahut deni dan nathan sambil bergegas menghampiriku
“ngapain aku bohong”balasku lagi
Mereka semakin penasaran dan hampir seisi kantor menghampiriku melihatku dari ujung kaki sampai ujung rambut
“ya ampun, kamu cantik sekali, dulu kamu gak mau ikut kita tapi sekarang malah cantik kayak gini” seru deva
“ya elah kamu ternyata bisa bengkok juga akhirnya hahaha” aris meledekku
“iya nih, cantik banget lagi, bagi dong resepnya”tambah deva
“yaa kalian kan udah lebih berpengalaman, kok minta resep ke aku”balasku
“by the way, ngapain balik ke jakarta? Bukannya karirmu disana melesat ya?”tanya Nathan
“Aku mau ngurus pindahan” jawabku
“pindahan jadi warga tetap ke kalimantan?” tanya nathan lagi
“bukan, aku mau pindah gender jadi wanita”jawabku kalem
“wah yang bener, baru jadi cantik udah langsung mau jadi wanita” nathan kaget
“iya bener kok, aku mau menikah soalnya” jawabku lagi
“jangan ngibul loe, siapa juga yang mau nikah sama banci kemaren sore kayak kamu, meski cantik sih hehe” nathan  malah meledekku
“tunggu aja tanggal mainnya” jawabku santai



Setelah beberapa percakapan yang cukup lama akhirnya aku minta diri untuk menemui Pak Agung, Direktur kantor kami untuk mengurus cuti seminggu. Teman temanku sekantor masih dalam euforia kekagetannya melihat penampilan baruku, dan aku merasa lega karena apa yang aku khawatirkan sudah terlewatkan dan berpikir mungkin keluargaku juga akan bereaksi yang tidak jauh berbeda dengan teman teman kantork, lagipula aku akan mengajak angga sekalian kampung agar aku merasa mendapat dukungan psikologis dalam mengutarakan niatku berganti gender untuk menikah dengan arya.

0 komentar:

Posting Komentar