Aku dan Arini kembali ke showroom butik pengantin tanpa ada sepatah katapun terucap, aku bingung mau berkata apa lagi setelah perbincangan kami tadi di toilet, dan aku yakin kalau arini pasti bingung dengan pernyataanku kalau aku masih mencintainya padahal aku sudah menjadi wanita dan akan melangsungkan pernikahan dengan arya. Akhirnya kukumpulkan keberanianku untuk memulai pembicaraan,
“arini, kamu datang kan ke pernikahanku?” tanyaku
“i..iya” jawab arini dengan agak ragu
“syukur deh, by the way, aku suka dengan gaun pengantin backless tadi,
aku ambil ya” ucapku dengan mantap
“boleh, tidak sekalian dengan kebaya nya juga? Katanya mau pake adat
jawa yang resepsi di klaten? “ tanya arini
“iya deh, aku kebayanya ambil dari kamu juga, biar sekalian” balasku
“makasih, kamu pasti cantik dengan kebaya bikinanku ini” ucap arini
Sambil menunjuk sehelai baju kebaya resepsi warna ungu.
“iya cantik sekali, tapi pikirku pasti lebih cantikan kamu kalo kamu
yang pake” balasku sambil tersenyum
Arini tidak membalas dengan kata kata tapi sebuah senyuman kecil yang
manis merekah dari bibirnya sambil tersipu malu.
Syukurlah pikirku, suasana sudah mencair kembali, meski aku tidak tau
apa yang ada di pikiran dan perasaan arini saat ini.
“jangan lupa datang ya rin” ucapku sambil mengirim sms ke angga kalau
aku sudah dapat segala keperluanku.
“ya pastilah ndra, nanti kamu pakai baju apa di resepsi kalau aku
nggak datang hehehe” ucap arini sambil tertawa.
“o iya ya hehe” entah kenapa rasanya senang sekali hati ini ketika
melihat arini tertawa dan tersenyum, namun aku berusaha tidak terlalu larut
dalam perasaan ini, karena aku sadar dengan keadaanku sekarang ini sebagai
seorang wanita dan calon istri arya.
Sesaat kemudian angga mendatangi kami berdua dan angga kukenalkan pada
arini. Angga terlihat kagum dengan butik arini, karena dia memang bercita cita
punya butik sendiri dan punya bisnis di bidang kecantikan.
“bagus sekali butik mbak, sudah berapa lama merintisnya?” tanya angga
“baru 4 tahun dek” jawab arini
“aku juga pingin banget bikin butik, kebetulan adik adikku nanti bisa
jadi model butikku nantinya” tambah angga
“lho ndra, bukannya adikmu cowo semua?” tanya arini padaku
“emm..sekarang jadi cewe semua rin, itu kamu tau putri indonesia yang
barusan menang, ferdiana itu adikku si ferdi” jawabku
“wah hebat ya, orang tuamu pasti bangga”
“tapi mbak, aku dan joko masih belum punya KTP wanita” sahut angga
“oo, terus kenapa kok gak diurus pergantian gendernya?” arini balas
bertanya
“aku masih bingung mbak, karena aku dandan perempuan Cuma senang
dengan trend fashion dan make upnya” jawab angga
“hmm iya sih, aku juga banyak liat kalau sekarang banyak cowo jadi
cewe karena trend dan pergaulan, tambah susah nih para cewe tulen buat dapet
suami ” tambah arini
“jangan khawatir rin, aku yakin kamu pasti nanti dapat suami yang baik
dan bisa jadi pemimpin buat keluargamu” ucapku untuk menenangkan perasaan arini
“makasih ndra, trus bagaimana dengan ibumu? Dulu dia punya 4 putra
tapi sekarang menjadi 4 putri” tanya arini penasaran
“ibu dan ayahku mendukung kok rin, selama kami bahagia dengan pilihan
kami dan tidak menyusahkan orang lain” jaweabku kalem
“lagian sekarang kan sudah biasa mbak pria menjadi wanita, temen temen
cowo sekampusku sekarang sudah banyak jadi cewe, meski belum sampai ganti
gender di ktp tapi minimal sudah berpakaian wanita, pake dress, rok , blouse
dan memanjangkan rambut dengan potongan seperti artis korea” tambah angga
“iya sih ngga, customerku saja disini, tak sedikit yang transgender”
Ucap arini.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat dan hari sudah semakin gelap,
akhirnya aku pamit pulang ke arini setelah fitting gaun dan kebaya yang aku
pilih tadi. Di perjalanan pulang aku menelepon raya mengabarkan bahwa sudah
dapat gaun dan kebayanya, sembari kukirimkan gambar gaun dan kebayanya lewat
BBM, arya juga menyukainya karena selain gaun dan kebayanya bagus, tapi juga
karena gaun itu bikinannya arini dan arini bakal datang di pernikahan kami,
resepsi kami nantinya bisa jadi ajang temu kangen sahabat yang sudah lama tidak
bertemu.
0 komentar:
Posting Komentar