Jumat, 12 September 2014

Putaran Zaman (Part 26 : Welcome to the Party)




Tak terasa seminggu cepat berlalu, sekarang saatnya bagiku untuk menjalani resepsi kedua dijakarta. 3 hari sebelumnya aku sudah tiba dijakarta untuk mempersiapkan semuaya. Aku serahkan wedding organizer beserta make upnya pada arini, karena dia lebih berpengalaman di bidang acara pernikahan modern di kota besar. Apalagi nanti yang diundang tidak hanya para relasi bisnis, teman atau sejawat saja tapi juga turut mengundang beberapa pejabat yang dekat dengan arya. Acara pernikahanku di jakarta akan diadakan di sebuah ballroom di bilangan jakarta selatan pada sabtu malam. Aku tidak banyak ribet dalam urusan persiapan karena sudah terima beres sama rini, pokoknya tinggal datang saja di acara di make up dan ditata semua oleh para kru.



Perasaanku kali ini tak segugup seperti waktu resepsi pertama, mungkin karena kami sudah resmi menikah dan juga prosesi acaranya tak seribet kayak adat jawa. Kami menggunakan gaya ala barat. Sore itu aku sudah masuk ruang rias untuk didandani, kemudian aku memakia gaun pengantinku yang sudah disiapkan oleh arini, gaun ini benar benar glamor dengan banyak hiasan payet disekujur gaun, kainnya berlapis lapis dengan ekor yang panjangnya mencapai 2 meter, terasa agak berat bagiku namun tetap nyaman dipakai. Yang terakhir aku dipakaiakan veil/ kerudung dengan bahan transparan yang sampai menutup wajahku dan aku kemudia disuruh membawa korsase bunga yang sudah dipersiapkan.



Para bridesmaid juga sudah siap semua dengan dandanan yang tak kalah glamour. Mereka semua memakai gaun dengan model dan warna yang sama, gaun bridesmaid berbahan satin dengan warna pink soft. Ardi  dan oki gembira bisa turut serta menjadi bridesmaid karena kabarnya pakde harjo tidak ikut acara yang dijakarta, meski kali ini saat menjadi bridesmaid mereka tidak bisa memakai hijab seperti biasanya karena acaranya menggunakan prosesi ala eropa. Begitupula dengan angga yang kali ini tidak memakai hijab saat menjadi bridesmaid. Ardi dan oki memakai wig karena mereka belum punya rambut panjang sedangkan angga rambutnya sudah sepanjang pinggang jadi tidak perlu memakai wig.



Acarapun dimulai, para tamu yang diundang sudah lebih dulu datang dan duduk di meja yang sudah dipersiapkan masing masing. Dan kemudian aku dan arya memasuki ruangan resepsi diikuti oleh orang tua kami dan para bridesmaid. Acara selanjutnya aku dan arya menyalakan lilin bersama disebuah kue tart besar lalu arya membuka veil yang menutupi wajahku lalu mencium bibirku yang disaksikan oleh para tamu dan keluarga
“sialan pikirku, ciuman pertamaku ternyata oleh sesama cowo, sama arya lagi”
Arya Cuma senyum senyum saja melihat mukaku yang agak linglung setelah berciuman.





Setelah prosesi itu, semua tamu kembali duduk dan menikmati hidangan makan malam sambil dihibur oleh para penyanyi ibu kota yang memang kami undang untuk meramaikan dan menghormati para tamu yang sudah datang. Setelah makan malam acara dilamjutkan dengan pesta dansa dimana aku dan arya yang memulai berdansa bersama dengan irama musik waltz. Kami berdansa ditengah tengah para tamu, meski sebelum acara resepsi aku sudah diajari berdansa oleh koreografer saat gladi bersih namun aku masih kesulitan apalagi memakai gaun pengantin yang panjang sedangkan saat latihan aku Cuma memakai longdress biasa. Untunglah arya selalu sigap menyeimbangkan kekakuanku jadi acara dansa kami tetap lancar, kami berdansa seperti pangeran dan cinderella di cerita dongeng. Setelah aku dan arya berdansa, giliran para tamu yang berdansa meski jumlahnya tak berimbang antara pria dan wanita karena banyak tamu pria datang ke resepsi dengan memakai gaun sehingga  tak sedikit pasangan yang terpaksa berdansa seperti berdansa sesama wanita karena sama sama memakai gaun, jadi fantasi para tamu untuk berdansa seperti pangeran dan putri kurang terpenuhi.





Acara terakhir adalah acara melempar bunga. Aku dan arya bersama sama memagang bunga dengan berdiri membelakangi para tamu lalu kami lemparkan bunga tersebut. Para tamu wanita dan pria yang memakai gaun wanita yang masih single berebutan mendapatkan bunga tersebut, termasuk disitu ada angga, ferdi, ardi, oki dan mbak yeni, dan ternyata mbak yeni lah yang beruntung mendapatkan bunga tersebut.



Acara resepsi pun selesai, para tamu berangsur pulang setelah selesai menyalami kami dan kemudian kami menyusul pulang dengan menaiki mobil pengantin menuju rumah baru kami. Aku dan arya membeli rumah baru sebelum acara pernikahan di bilangan jakarta selatan berdekatan dengan apartemen arini. Aku sengaja memilih di daerah situ karena agar bisa sering bertemu arini dan punya teman untuk sharing, apalagi arya kerjaannya sering keluar kota dan keluar negeri sehingga aku sering ditinggal sama tommy berdua saja.




12 komentar:

Unknown mengatakan...

kapan sis lanjutannya..udah gak sabar nih :)

cepetan ya update blognya

Unknown mengatakan...

ini bisa jadi novel bagus sis. keep going!

Unknown mengatakan...

kpn lanjutan ceritanya nih......udh pada g sbr nih

Weny mengatakan...

ayo sis dilanjut ceritanya...

Unknown mengatakan...

lajutin donk ceritanya

Unknown mengatakan...

Sayang bnget klo gak dilanjutin...udah jauh gni... :(

Anonim mengatakan...

Mbak Andra sekarang udah hamil belom?

Yu Painah mengatakan...

Lanjut Lanjut Lanjut :D

Weny mengatakan...

Kak...kapan ceritanya mau diupdate? ayo dong diupdate lagi....

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

kapan lanjut.... heeyyy

Anonim mengatakan...

udah 5 tahun gak lanjut...

Posting Komentar